Analis cermati peluang investasi emas usai The Fed pangkas suku bunga

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Financial Analyst Finex Brahmantya Himawan menyatakan terdapat peluang besar untuk berinvestasi emas setelah Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4-4,25 persen.

Ia menuturkan keputusan pemangkasan suku bunga yang diumumkan pada Rabu (17/9) waktu Amerika Serikat, atau Kamis dini hari waktu Indonesia, tersebut, disertai dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dunia, mendorong emas kembali menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai.

“Pemangkasan suku bunga The Fed menekan imbal hasil riil sehingga opportunity cost memegang emas semakin rendah,” ujar Brahmantya Himawan di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan kondisi tersebut menegaskan kembali relevansi emas dalam portofolio investasi, apalagi sejak pandemi COVID-19 emas konsisten dipandang sebagai instrumen lindung nilai paling solid.

Sementara saat ini, ia menilai kombinasi suku bunga riil yang rendah, inflasi yang tetap tinggi, dan risiko geopolitik global memperkuat sentimen positif terhadap logam mulia tersebut.

“Dalam sejarah, periode suku bunga riil rendah hingga negatif selalu beriringan dengan reli harga emas,” tuturnya.

Brahmantya menyampaikan selain faktor makroekonomi, momentum emas juga ditopang tingginya permintaan dari bank sentral negara berkembang, lonjakan investasi ritel, serta arus modal ke reksa dana berbasis emas (exchange traded fund/ETF).

Ia mengatakan sejumlah analis bahkan memperkirakan secara teknikal harga emas berpotensi menembus level resistance di kisaran 3.750 hingga 4.000 dollar AS (Rp61,44 juta hingga Rp65,54 juta, kurs = Rp16.385).

Level resistance emas adalah tingkat harga saat tekanan jual cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan kenaikan harga emas, sehingga dapat mendorong harga komoditas tersebut untuk kembali turun.

Brahmantya mengatakan investor ritel dapat memanfaatkan volatilitas emas saat ini untuk strategi jangka pendek maupun jangka panjang.

“Strategi seperti disiplin dengan stop loss (permintaan untuk secara otomatis menjual aset yang telah mencapai tingkat kerugian tertentu), profit taking (menjual aset untuk mendapatkan keuntungan) bertahap, dan penggunaan metode Dollar-Cost Averaging (DCA/berinvestasi secara rutin) dapat menjadi kunci untuk menghadapi dinamika pasar saat ini,” imbuhnya.

Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Kamis, mengalami penurunan Rp17.000 dari semula Rp2.115.000 menjadi Rp2.098.000 per gram, dengan harga jual kembali (buyback) menjadi Rp1.945.000 per gram.

Baca juga: Harga emas Antam kini merosot Rp17.000 menjadi Rp2,098 juta/gram

Baca juga: Survei HSBC: Emas jadi pilihan utama bagi investor affluent Indonesia

Baca juga: BI: BI-Rate turun jadi 4,75 persen untuk dorong pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |