Anak sering mimisan? Jangan panik, ini cara mudah mengatasinya

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Mimisan pada anak sering kali membuat orang tua panik, apalagi jika darah keluar cukup banyak. Padahal, kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi dan tidak selalu menandakan penyakit serius.

Mimisan bisa disebabkan oleh berbagai hal sederhana, seperti udara yang terlalu kering, kebiasaan mengorek hidung, atau benturan ringan di area hidung. Namun, jika terjadi terlalu sering, tentu perlu perhatian lebih.

Lantas, apa penyebab anak mimisan dan bagaimana cara orang tua menanganinya dengan tepat? Simak ulasannya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Penyebab anak mimisan

Mimisan pada anak umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya robekan kecil pada pembuluh darah di bagian dalam hidung, terutama di area yang dekat dengan lubang hidung.

Pada anak-anak, pembuluh darah di hidung masih sangat halus dan tipis sehingga lebih mudah rusak. Ada beberapa faktor yang dapat memicu robek-nya pembuluh darah dan menyebabkan anak mengalami mimisan, di antaranya:

1. Kebiasaan mengorek hidung

Salah satu pemicu mimisan yang paling sering terjadi pada anak adalah kebiasaan mengorek hidung. Saat jari dimasukkan terlalu dalam, jaringan di dalam rongga hidung bisa teriritasi atau terluka, sehingga darah keluar.

2. Udara kering

Lingkungan dengan udara yang terlalu kering bisa membuat bagian dalam hidung kehilangan kelembapan. Akibatnya, dinding hidung menjadi lebih rapuh dan mudah terluka. Ketika ada debu atau partikel kecil yang masuk, lapisan di rongga hidung dapat tergores dan menimbulkan perdarahan ringan.

3. Cedera pada hidung

Benturan atau trauma di area hidung misalnya ketika anak terjatuh saat bermain dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan memicu mimisan.

4. Benda asing di hidung

Anak-anak kadang tanpa sengaja memasukkan benda kecil ke dalam hidung saat bermain. Hal ini bisa melukai lapisan mukosa di dalam rongga hidung dan menyebabkan perdarahan.

5. Kelainan bentuk hidung

Struktur hidung yang tidak normal atau mengalami kelainan juga dapat memicu mimisan. Kondisi ini membuat jaringan di dalam hidung menjadi lebih kaku dan mudah berdarah ketika teriritasi.

6. Akibat flu dan alergi

Saat anak sedang flu atau mengalami alergi, bagian dalam hidung bisa menjadi bengkak dan sensitif. Selain itu, bersin terlalu keras atau meniup hidung dengan kuat juga bisa melukai pembuluh darah, sehingga darah keluar dari hidung.

7. Kondisi tubuh kelelahan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, kondisi tubuh yang kelelahan juga dapat menjadi pemicu mimisan. Saat anak terlalu lelah, pembuluh darah bisa menegang dan menjadi lebih rentan robek.

Bagaimana sikap orang tua untuk mengatasinya?

Orang tua perlu tetap tenang saat anak mengalami mimisan, karena kepanikan justru bisa membuat anak semakin takut. Dengan sikap tenang, orang tua dapat memberikan pertolongan pertama dengan lebih efektif. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan, dikutip dari situs nutriclub.co.id:

1. Condongkan tubuh anak ke depan

Langkah pertama yang tepat adalah meminta anak duduk dan menundukkan sedikit tubuhnya ke depan, bukan menengadah. Posisi ini membantu agar darah tidak mengalir ke tenggorokan yang bisa menyebabkan tersedak atau muntah. Jika anak sudah cukup besar, minta ia meludahkan darah yang mungkin masuk ke dalam mulut.

2. Jepit hidung perlahan

Saat anak sudah dalam posisi membungkuk, tekan lembut kedua sisi cuping hidung selama sekitar 5–10 menit. Biarkan anak bernapas lewat mulut sampai darah berhenti mengalir.

Hindari melepas tekanan terlalu cepat agar mimisan tidak kambuh. Jika perdarahan belum berhenti setelah 15 menit, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

3. Gunakan kompres dingin

Apabila anak tidak terlalu sensitif terhadap dingin, bantu hentikan perdarahan dengan menempelkan kompres dingin atau es yang dibungkus kain pada tengkuk-nya. Untuk membantu mengurangi rasa darah di mulut, anak juga bisa mengisap es batu atau menikmati es loli.

4. Hindari mengorek atau membuang ingus

Setelah mimisan berhenti, anak mungkin merasa tidak nyaman karena adanya sisa darah atau kerak di dalam hidung. Namun, pastikan ia tidak mengupil, membuang ingus, atau mendengus selama 24 jam. Mengutak-atik hidung bisa membuat luka terbuka kembali dan memicu perdarahan ulang.

5. Jangan masukkan benda ke dalam hidung

Selama perdarahan masih berlangsung, hindari memasukkan benda apa pun ke hidung anak, termasuk tisu atau cairan pembersih. Menyemprot air atau menyumbat hidung dengan tisu justru bisa memperparah luka dan memperlambat penyembuhan.

6. Hindari makanan dan minuman panas

Selama 24 jam setelah mimisan, jangan berikan makanan atau minuman panas kepada anak, dan hindari mandi dengan air hangat. Suhu panas dapat membuat pembuluh darah melebar, yang berisiko memicu perdarahan kembali.

7. Gunakan krim antiseptik bila dianjurkan dokter

Jika diperlukan, dokter mungkin akan merekomendasikan krim antiseptik seperti Naseptin atau petroleum jelly untuk dioleskan di bagian dalam hidung. Krim ini membantu mencegah timbulnya kerak dan mempercepat proses penyembuhan. Umumnya digunakan 4 kali sehari selama sekitar 10 hari.

8. Pastikan anak beristirahat cukup

Setelah mimisan berhenti, biarkan anak beristirahat agar tubuhnya pulih. Jika perdarahan ringan, cukup istirahat selama beberapa jam. Namun, bila kondisinya cukup berat, anak sebaiknya beristirahat selama 12–24 jam.

Baca juga: Dokter berikan tip dalam menghadapi anak mimisan

Baca juga: Cara menangani mimisan pada anak

Baca juga: IDAI: Cuaca ekstrem sebabkan anak mudah dehidrasi hingga mimisan

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |