AMRO: ASEAN+3 siap bertahan di tengah guncangan perdagangan global

4 days ago 9
ASEAN+3 telah membuktikan ketahanannya yang luar biasa berkali-kali dalam menghadapi guncangan global...,

Jakarta (ANTARA) - Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO) dalam laporan tahunannya, Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 (AREO) 2025 mengatakan, kawasan ASEAN+3 siap bertahan menghadapi guncangan perdagangan global menyusul pengumuman tarif besar-besaran oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada 2 April.

"ASEAN+3 telah membuktikan ketahanannya yang luar biasa berkali-kali dalam menghadapi guncangan global. Dalam lanskap perdagangan yang tidak stabil ini, persatuan dan tindakan terkoordinasi akan sangat penting. Tidak ada pemenang dalam perang dagang, tetapi bersama-sama, kita dapat bangkit lebih kuat," kata Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Hoe menuturkan, pengumuman tarif impor baru AS menandai peningkatan tajam dalam proteksionisme perdagangan dan telah menimbulkan ketidakpastian yang jauh melampaui ekspektasi pasar.

“Pengumuman tarif tinggi dan menyeluruh oleh AS, dan perkembangan sejak saat itu, telah menambah lapisan kompleksitas yang signifikan pada prospek kawasan ASEAN+3,” ujarnya.

Meskipun demikian, lanjut dia, ekonomi ASEAN+3 saat ini lebih tangguh dan terdiversifikasi daripada selama guncangan global sebelumnya dan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi guncangan tarif yang sedang berlangsung.

Kawasan ASEAN+3 menghadapi dampak yang tidak proporsional dari langkah-langkah tarif AS. Sebanyak 13 dari 14 negara anggota dikenakan tarif efektif tertinggi dalam pengumuman pada 2 April 2025, dengan rata-rata tertimbang perdagangan diperkirakan sebesar 26 persen tidak termasuk Tiongkok.

Tarif ini tetap tidak menentu dan kemungkinan akan terus berubah dalam beberapa bulan mendatang.

Tarif ini dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perubahan kebijakan yang terus-menerus diperkirakan akan melemahkan momentum perdagangan, mengganggu rantai pasokan, dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan. Namun, prospek regional ASEAN+3 didukung oleh fundamental yang tangguh.

Sebelum pengumuman tarif “Liberation Day”, AMRO telah memproyeksikan kawasan ASEAN+3 akan tumbuh di atas empat persen pada 2025 dan 2026, didukung oleh permintaan domestik yang kuat, pemulihan investasi, dan inflasi yang rendah dan stabil. Namun, langkah-langkah tarif AS telah menimbulkan ketidakpastian yang cukup besar.

Berdasarkan skenario awal Liberation Day, pertumbuhan regional dapat turun di bawah empat persen pada 2025 dan melemah lebih lanjut menjadi 3,4 persen pada 2026.

Proyeksi awal ini bergantung pada ketidakpastian yang signifikan, karena Pemerintah AS terus menyesuaikan langkah-langkah tarifnya sebagai respons terhadap reaksi pasar dan tindakan balasan oleh mitra dagang.

Meskipun guncangan perdagangan ini akan membebani ASEAN+3, Hoe mengatakan, kawasan itu memasuki periode ini dari posisi yang relatif kuat dan tangguh.

Ekonomi ASEAN+3 memiliki ruang kebijakan yang cukup untuk meredam guncangan jangka pendek. Banyak pemerintah memiliki kapasitas fiskal untuk memberikan dukungan yang ditargetkan kepada sektor-sektor yang rentan dan mempertahankan permintaan domestik.

Bank-bank sentral di kawasan ini memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter mengingat tingkat inflasi yang rendah dan terkendali dengan baik, dan dapat menggunakan instrumen makroprudensial dan fasilitas likuiditas untuk menjaga stabilitas keuangan.

Selama bertahun-tahun, ekonomi regional telah menjadi lebih seimbang, dengan permintaan domestik dan perdagangan intraregional muncul sebagai pendorong utama pertumbuhan.

Selain itu, kawasan ASEAN+3 sekarang didukung oleh pasar ekspor yang lebih beragam. Pangsa ekspor kawasan ini ke AS telah menurun secara stabil selama bertahun-tahun.

Ekspor ke AS sekarang hanya mencapai 15 persen dari ekspor bruto, dibandingkan dengan sekitar 24 persen pada tahun 2000.

Perdagangan intraregional yang semakin dalam dan pasar domestik yang berkembang pesat telah mengurangi ketergantungan pada satu pasar ekspor.

Kemajuan berkelanjutan dalam integrasi regional dan diversifikasi perdagangan akan semakin memperkuat kemampuan kawasan ini untuk menghadapi turbulensi global.

Saat merespons risiko jangka pendek ini, kawasan ini harus terus berupaya mencapai tujuan pembangunan untuk merevitalisasi pertumbuhan jangka panjangnya yang menurun dan lebih jauh membangun ketahanan terhadap guncangan eksternal.

Kepala Grup AMRO untuk Pengawasan Regional Allen Ng menuturkan bahwa penyegaran kembali reformasi struktural dan peningkatan produktivitas sangat penting untuk membuka potensi pertumbuhan kawasan yang belum dimanfaatkan.

"Mempercepat digitalisasi, merangkul transisi hijau, dan meningkatkan produktivitas, dapat membantu ASEAN+3 mempertahankan pertumbuhan yang tangguh dan berkualitas tinggi," tutur Allen.

Prioritas jangka menengah hingga panjang utama meliputi peningkatan kemampuan industri, diversifikasi ke industri dan pasar energi terbarukan, mempersempit kesenjangan investasi, memperkuat kapasitas kelembagaan, meningkatkan produktivitas jasa, dan memperdalam integrasi di berbagai bidang seperti jasa dan perdagangan digital.

Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO) adalah organisasi internasional yang dibentuk untuk berkontribusi dalam mengamankan ketahanan dan stabilitas makroekonomi dan keuangan kawasan ASEAN+3, yang terdiri dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Tiongkok; Hong Kong, Tiongkok, Jepang, dan Korea.

Mandat AMRO adalah melakukan pengawasan makroekonomi, mendukung pengaturan keuangan regional, dan memberikan bantuan teknis kepada para anggota.

Selain itu, AMRO juga berfungsi sebagai pusat pengetahuan regional dan memberikan dukungan bagi kerja sama keuangan ASEAN+3.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |