Makassar (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Dr Hadawiah Hatita mengatakan Pancasila bisa dimaknai sebagai nilai-nilai dasar yang tangguh bagi Bangsa Indonesia yang tetap relevan di tengah berbagai tantangan zaman.
"Tantangan itu termasuk derasnya arus informasi dan tekanan ekonomi saat ini. Di era digital, banyak informasi berseliweran tanpa filter, sering kali membawa disinformasi yang bisa menggoyahkan persatuan dan toleransi," kata Hadawiah di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, Pancasila dengan prinsipnya yang menekankan keadilan sosial, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan musyawarah, tetap menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia untuk memilah informasi dengan bijak dan menjaga solidaritas di tengah tantangan ekonomi.
Baca juga: Akademisi: Pancasila perkokoh persatuan bangsa
Sementara untuk generasi Z dan Alpha, lanjut dia, Pancasila tetap relevan karena nilai-nilainya beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Menurut dia, generasi muda yang terbiasa dengan teknologi dan globalisasi dapat menafsirkan Pancasila dalam konteks digital, misalnya dengan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat tetapi tetap menjaga etika, atau menggunakan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
"Tantangan utama mungkin terletak pada cara mengemas Pancasila agar tidak terasa jadul bagi generasi saat ini, perlu pendekatan yang kreatif dan edukasi yang berbasis pengalaman dapat menjadi kunci agar nilai-nilai Pancasila tetap berakar dalam kehidupan mereka," katanya.
Hal itu termasuk tetap.menjadikan Pancasila sebagai bahan ajar yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, agar Pancasila dengan segala tantangannya mengantar Indonesia merdeka tidak terlupakan.
Baca juga: Pengamat: Pancasila jadi benteng lawan provokasi di era media sosial
"Sejarah sangat penting diketahui generasi berikutnya, agar mereka dapat menghargai jerih payah dan perjuangan leluhur mempertahankan negeri ini dari penjajah," katanya.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025