Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Geografi Manusia, Lingkungan, dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Universitas Indonesia (UI) Prof Dewi Susiloningtyas menekankan perlunya regulasi sistem sosial dan ekologi agar tidak terjadi pemanfaatan ikan yang berlebihan (overfishing).
Melalui keterangan di Jakarta, Kamis, Tyas menerangkan konektivitas spasial dalam sistem sosial dan ekologi terdiri atas unit fisik, biologi, dan geografi yang berasosiasi dengan aktor sosial dan institusi, di mana struktur dalam sistem sosial berupa nilai, perilaku, tingkat pengetahuan, teknologi, serta jumlah individu atau komunitas.
"Sistem ekologi adalah semua sumber daya alam dari jasa ekosistem yang dimanfaatkan oleh manusia. Interaksi kedua sistem ini memerlukan regulasi agar tidak terjadi pemanfaatan yang berlebihan," katanya.
Tyas menyoroti hal tersebut, sebab potensi kekayaan laut Indonesia berada di sepanjang garis pantai yang memiliki panjang kurang lebih 99.093 km.
Jika kekayaan laut ini dieksploitasi secara berlebihan, lanjutnya, maka akan berdampak negatif terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian jutaan orang di sektor terkait.
"Oleh karena itu, konsep geografi manusia penting untuk mengatur ruang dan masyarakat, serta mengkaji interaksi antara tempat dan ruang. Peran manusia sebagai aktor perubahan lingkungan dapat menjelaskan dampak aktivitas manusia terhadap permukaan bumi, termasuk dampak wilayah pesisir dan laut terhadap aktivitas manusia," jelasnya.
Untuk menguatkan sistem sosial ekologi, Prof Tyas menyebutkan dibutuhkan konsep Pemodelan Berbasis Agen atau ABM (Agent Base Model) yang dikembangkan dalam kerangka pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan.
Menurutnya, implikasi dari konektivitas sosial ekologi dalam membentuk keberlanjutan dapat diarahkan dengan prioritas kebijakan serta menentukan bentuk tanggung jawab pelaku kegiatan yang terlibat.
"Kegiatan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut akan berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya. Hal ini karena adanya kerentanan kerusakan ekologi pada critical area yang merupakan habitat dari sebagian besar sumber daya, yang menjadi ketergantungan kehidupan masyarakat pesisir," ucap Prof Tyas.
Baca juga: YKAN ingatkan pendataan penting untuk pastikan perikanan berkelanjutan
Baca juga: DPR: Pemerintah perlu atasi kondisi "overfishing"
Baca juga: Praktik overfishing berkontribusi rusak terumbu karang
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.