Gorontalo (ANTARA) - Ahli gizi dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengimbau pihak sekolah untuk lebih selektif dalam menyediakan makanan di kantin, dengan mendorong penyediaan pangan sehat berbasis real food agar dapat melengkapi manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal tersebut disampaikan Ahli Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Yustiyanty Monoarfa di Gorontalo, Selasa, usai melakukan pengukuran status gizi siswa penerima manfaat MBG di Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Tilamuta.
Yustiyanty mengatakan bahwa sebagian besar kantin sekolah masih didominasi oleh jajanan dan makanan ultra proses seperti mi instan dan aneka makanan ringan (snack).
Baca juga: Wagub Gorontalo terus pantau penyaluran MBG
Kebiasaan ini menurutnya, dapat mengganggu pola makan sehat siswa dan berdampak pada efektivitas pelaksanaan program MBG.
"Di kelas, saat dilakukan edukasi gizi dan menanyakan siapa yang menghabiskan makan bergizi gratis, ada yang bilang tidak habis, Kenapa? Karena sudah makan mi yang dibeli di kantin. Jadi, itu yang membuat kita juga berpikir bahwa agak sulit juga apabila kantinnya itu tidak diawasi secara ketat mengenai jualan-jualannya," katanya.
Baca juga: Bupati Gorontalo: Program MBG penuhi gizi pelajar
Untuk itu, ia menyarankan agar makanan yang dijual di kantin sekolah beralih pada pangan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar atau kue tradisional yang dibuat dari bahan pangan lokal.
"Banyak pangan tradisional seperti kue-kue yang gizinya bagus sehingga anak-anak kalau misalnya dia ingin snack pagi mereka bisa makan dari kantin berupa jajanan sehat yang terbuat dari pangan lokal," katanya.
Melalui langkah ini, diharapkan sinergi antara program MBG dan pengelolaan kantin sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat serta membantu meningkatkan status gizi peserta didik.
Baca juga: Menu MBG di Gorontalo Utara berupa takjil selama Ramadhan, ini isinya
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.