Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk segera mencairkan anggaran Rp6 triliun untuk menyerap 1 juta ton jagung.
"Kementerian Keuangan untuk segera memberikan anggaran kepada Bulog untuk 1 juta ton. Berarti kalau 1 juta dikali Rp5.500, kira-kira Rp6 triliun," ujar Zulhas di Jakarta, Kamis.
Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung ditingkat petani sebesar Rp5.500 per kilogram dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram. Perum Bulog pun mendapat penugasan untuk menyerap 1 juta ton jagung dari petani.
Namun demikian, anggaran tersebut hingga kini belum diberikan kepada Bulog, sehingga perusahaan pelat merah tersebut belum melakukan tugasnya.
"Bulog akan bisa bekerja kalau sudah ada anggarannya, anggarannya belum ada," katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyebut peningkatan produksi jagung nasional mencapai 48 persen pada kuartal pertama 2025, dari semula satu hektare lahan menghasilkan 4 ton jagung, menjadi 6 hingga 8 ton jagung.
Menurut Presiden, swasembada jagung akan tercapai lebih cepat sekitar satu tahun mendatang karena didukung dengan benih varietas berkualitas bagus serta pupuk organik.
"Mungkin cita-cita kita swasembada jagung, mungkin tidak sampai dua-tiga tahun, mungkin satu tahun kita sudah swasembada jagung. Ini signifikan sekali," katanya pada Kamis (5/6).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, produksi jagung nasional mengalami surplus terhadap konsumsi, sehingga swasembada jagung semakin dekat terwujud dan mendukung visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia.
"Pencapaian swasembada jagung optimis semakin terwujud oleh Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia ke depan tidak hanya swasembada jagung, tetapi juga mampu menjadi lumbung pangan dunia," kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (11/6).
Dia menyampaikan hal itu tampak pada pergerakan capaian produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK KA 14 persen) Januari-Juli tahun ini yang terus mampu melampaui kebutuhan konsumsi nasional.
Arief menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi JPK KA 14 persen hingga Juli diperkirakan dapat mencapai 9,45 juta ton atau meningkat 11,08 persen dibandingkan Januari-Juli 2024.
Badan Pangan Nasional menyatakan telah menghitung keseimbangan antara produksi dan konsumsi jagung nasional selama Januari hingga Juli 2025 dan mencatatkan adanya surplus yang signifikan di tingkat nasional.
Surplus tersebut menunjukkan kebutuhan konsumsi telah terpenuhi, sementara kelebihan produksi jagung dapat dimanfaatkan untuk ekspor maupun penambahan stok dalam skema Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Baca juga: Menko Pangan: Ekosistem perekonomian di wilayah desa harus dibangun
Baca juga: Menko Pangan: RI berpeluang jadi pemain penting industri halal dunia
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025