Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan bahwa investor asal Eropa seperti Jerman berminat mengembangkan industri furnitur berbahan dasar bambu petung yang ada di Indonesia.
Saat membuka Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 yang digelar Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo di Jakarta, Kamis, Faisol mengatakan bahwa calon investor Jerman termasuk China telah berkunjung ke Indonesia untuk melihat potensi tersebut.
Dia menyampaikan bahwa calon investor dari Jerman, dan China telah berkunjung ke Indonesia untuk menilai potensi bambu petung sebagai bahan baku furnitur.
"Beberapa hari yang lalu, kami memfasilitasi calon investor yang berasal dari Eropa, Jerman, dan China yang ingin mengembangkan industri bambu di Indonesia sebagai bahan baku," kata Faisol.
Menurut dia, calon investor tersebut tertarik dengan kualitas dan kekuatan bambu yang dianggap lebih unggul dibandingkan dengan bambu yang ada di China.
Dia menyebutkan bahwa para calon investor tersebut telah melihat lebih dari 9 juta batang bambu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku furnitur.
Investor menilai bahwa bambu petung Indonesia lebih kuat dan padat, menjadikannya alternatif bahan pengganti kayu yang sangat potensial.
"Ada lebih dari 9 juta batang bambu di Indonesia yang merupakan bahan baku yang dilihat oleh mereka, lebih bagus dari bahan baku bambu yang ada di China," ucapnya.
Faisol mengungkapkan bahwa para calon investor asal Eropa dan Jerman menilai kekuatan bambu petung bisa menjadi bahan alternatif pengganti kayu, karena begitu padat sehingga alat untuk pengolah bambu yang mereka telah kembangkan di China harus disesuaikan (adjust) kembali agar sesuai dengan kekuatan bambu yang ada di Indonesia.
"Bambu petung, itu salah satu bambu yang dianggap bambu paling kuat untuk jadi bahan baku pengganti bahan baku kayu," terangnya.
Bambu petung dinilai sebagai jenis bambu dengan kekuatan tinggi, menjadikannya pilihan ideal untuk menggantikan kayu. Hal ini penting karena keberlanjutan pasokan kayu di Indonesia semakin terbatas, sehingga bahan alternatif harus dikembangkan.
"Ini penting sekali karena makin lama kayu di Indonesia juga makin habis jadi tentu alternatif bahan baku harus dicari," katanya.
Faisol juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha kondusif, memfasilitasi setiap investor demi peningkatan investasi di tanah air.
Meski demikian, ketika ditemui awak media seusai membuka kegiatan IFEX 2025, Faisol belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana investasi tersebut.
"Sabar, pelan-pelan," ujar Faisol singkat ketika awak media bertanya tentang nilai investasi yang direncanakan.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai lokasi pabrik yang akan dibangun, Faisol kembali menjawab, "Belum tahu, ini baru awal".
Baca juga: Wamenperin harap IFEX 2025 tingkatkan penjualan furnitur RI di global
Baca juga: Wamenperin: Regulasi industri mebel dan furnitur dipermudah
Baca juga: Kemenperin jalankan lima strategi pacu kinerja industri furnitur
Baca juga: Kemenperin: Furnitur berbahan baku ramah lingkungan jadi tren baru
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025