Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menilai pelatihan berbasis kebutuhan industri (Tailor Made Training/TMT) merupakan bentuk nyata komitmen Kemnaker dalam memastikan program pelatihan kerja selaras dengan kebutuhan industri sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Tugas kita sekarang adalah menyinkronkan agar pelatihan sesuai dengan kebutuhan industri. Apa yang dibutuhkan industri di situ, itulah yang akan kita latih,” ujar Wamenaker Afriansyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Wamenaker yang akrab disapa Ferry itu menegaskan bahwa pendekatan berbasis kebutuhan industri menjadi kunci agar lulusan pelatihan memiliki peluang kerja nyata sekaligus memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kesesuaian antara pelatihan dan kebutuhan industri sangat penting. Dengan menyesuaikan materi pelatihan dengan keterampilan yang dibutuhkan industri, lulusan dapat lebih cepat terserap di dunia kerja sekaligus mendukung pengembangan sektor industri setempat,” ujar dia.
Ia mencontohkan, salah satu langkah yang dilakukan Kemenaker mengenai hal ini adalah dengan mendorong pengembangan industri peternakan di Langkat, Sumatera Utara.
Hal ini, menurut Wamenaker, sejalan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru.
“Di Langkat banyak industri peternakan yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Kami berharap dengan tumbuhnya industri peternakan, penyerapan tenaga kerja di daerah ini bisa maksimal,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa potensi usaha peternakan di Langkat sangat besar dan sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan.
Dengan dukungan pemerintah daerah dan pelaku usaha, Wamenaker Ferry mengatakan sektor peternakan diharapkan menjadi fondasi kokoh dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.
“Potensi usaha peternakan di Langkat luar biasa. Di tengah dorongan Presiden Prabowo untuk menggalakkan ketahanan pangan, sektor ini bisa menjadi pondasi kuat bagi ketersediaan pangan nasional,” ujar dia menambahkan.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































