Wamen PU sebut operasional pemeliharaan "gedung hijau" lebih mudah

2 months ago 19
Saya dorong Jakarta bisa menjadi contoh untuk bangunan gedung hijau yang lebih banyak

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti mengungkapkan operasional serta pemeliharaan bangunan "gedung hijau" lebih mudah dibanding bangunan konvensional.

"Karena bangunan 'gedung hijau' ini lebih mudah untuk operasional pemeliharaannya dan lebih murah," ujar Diana di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Kementerian PU telah mengeluarkan aturan mengenai bangunan gedung hijau, dan kehadiran bangunan hijau di Indonesia sudah sesuai dengan Paris Agreement dan Sustainable Development Goals (SDGs).

"Bangunan gedung hijau ini bisa mengikuti Paris Agreement serta yang menjadi komitmen kita yakni SDGs. Kita juga sudah ada sertifikasinya. Sertifikasi ini mendorong daerah-daerah untuk mempunyai bangunan gedung hijau," katanya.

Diana berharap daerah-daerah mengembangkan gedung hijau dan Jakarta dapat menjadi contoh.

"Saya dorong Jakarta bisa menjadi contoh untuk bangunan gedung hijau yang lebih banyak," ujarnya.

Sebagai informasi, International Finance Corporation (IFC) mencatat bahwa Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat pertumbuhan pasar bangunan hijau tertinggi di Indonesia, dengan total 171 bangunan hijau tersertifikasi, selain Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut laporan yang dirilis lembaga yang merupakan bagian dari Bank Dunia tersebut, terdapat 45 bangunan hijau tersertifikasi di Jawa Barat, masing-masing 26 bangunan di Banten dan Jawa Timur, serta 16 bangunan di Jawa Tengah.

Lembaga keuangan internasional tersebut menyatakan wilayah Jawa memiliki jumlah proyek gedung hijau tersertifikasi terbanyak, diikuti dengan Sumatera dan Kalimantan yang juga menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Terdapat empat sertifikasi yang umum digunakan di Indonesia, termasuk Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) Certification yang dikeluarkan oleh IFC dan GREENSHIP Certification oleh Green Building Council Indonesia (GBCI).

Sementara, dua sertifikasi lainnya adalah Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) Certification oleh U.S. Green Building Council (USGBC) serta Green Mark Certification oleh Building and Construction Authority (BCA) of Singapore.

Hingga 2 Juli 2025, terdapat 200 proyek bangunan hijau tersertifikasi EDGE Certification di seluruh Indonesia, baik bangunan jadi maupun yang masih berupa desain, dengan luas bangunan tersertifikasi 4,33 juta meter persegi (m2), termasuk 27.620 unit rumah.

Dengan menerapkan prinsip bangunan hijau, proyek-proyek dengan EDGE Certification tersebut dapat memangkas emisi karbon dioksida (CO2) sebesar total 100 ribu ton CO2 (tCO2) per tahun, menghemat energi 120 ribu megawatt hour (MWh) per tahun, serta menghemat air 4,7 juta meter kubik (m3) per tahun.

Baca juga: Wamen PU sebut perbaikan lift JPO Polda Metro dan Senen tuntas 2025

Baca juga: Wamen PU: Program padat karya tetap berjalan pada tahun 2026

Baca juga: Wamen PU: Pengelolaan sampah harus dilakukan bersama-sama secara masif

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |