Wamen Komdigi: Kemajuan AI harus disikapi dengan strategi yang cerdas

2 hours ago 2
kita berharap di Telkom University bisa digerakkan satu AI talent factory

Purwokerto (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan kemajuan di bidang Artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) harus disikapi dengan strategi yang cerdas serta adaptasi yang efektif.

"Transformasi digital bukanlah pilihan tapi adalah keniscayaan, adalah keharusan," kata Wamen Komdigi yang hadir secara daring dalam Kuliah Umum "AI dan Dunia Akademik: Adaptasi, Kolaborasi, dan Peluang Masa Depan" di Kampus Telkom University Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Dengan adanya strategi yang cerdas dan adaptasi yang efektif tersebut, kata dia, terbentuk kolaborasi multi disiplin antara akademisi, pemerintah, dan industri serta harus optimistis menyambut peluang-peluang baru.

Menurut dia, perguruan tinggi sebagai garda terdepan inovasi memiliki peran krusial dalam membangun ekosistem yang responsif, inklusif, dan beretika.

"Untuk itu, mari kita bergerak terus dan Telkom University, khususnya Telkom University Purwokerto ini bisa mencetak AI talent (talenta AI, red.) yang mumpuni ke depannya, dan kita berharap di Telkom University bisa digerakkan satu AI talent factory kalau memungkinkan dengan satu strategi yang tepat dan align dengan peta jalan pengembangan AI secara nasional," katanya.

Ia juga mengharapkan kuliah umum tersebut menjadi batu pijakan untuk bisa terciptanya solusi-solusi cerdas yang lahir dari kampus itu dan banyak karya-karya anak bangsa yang membuat bangsa Indonesia bisa bersaing lebih kompetitif pada masa depan di tengah geopolitik yang sangat dinamis serta banyak ketidakpastian yang mungkin akan terjadi ke depan.

Baca juga: Pengguna aktif bulanan aplikasi Gemini sudah 400 juta lebih

Baca juga: Pemprov: AI Experience Center dukung perkembangan UMKM di Papua

Kendati demikian, dia meyakini bangsa yang punya talenta-talenta yang baik dan unggul akan menjadi bangsa-bangsa yang memenangkan pertarungan.

"Kita bisa saksikan sejumlah negara yang resources-nya (sumber daya, red.) kurang, tetapi talent atau sumber daya manusianya itu cakap, unggul, mereka bisa memberikan solusi-solusi yang luar biasa. Sebuah negara yang kita lihat kering, tidak punya resources pangan tetapi dengan satu solusi teknologi, mereka bisa menjadi negara pengekspor pangan," kata Wamen Nezar.

Selain Wamen Komdigi Nezar Patria, kuliah umum tersebut juga menghadirkan Rektor Telkom University Prof Suyanto sebagai narasumber.

Ditemui usai kuliah umum, Rektor Telkom University Prof Suyanto mengakui Kementerian Komdigi sangat mengharapkan adanya talenta-talenta yang mumpuni.

"Itu yang menjadi concern teman-teman di Kementerian Komdigi, kemudian dari Kementerian BUMN, dan juga PT Telkom pastinya sangat mengharapkan bahwa Indonesia ke depan memiliki talenta-talenta digital, talenta AI maupun sekuriti, konsentrasinya ke situ, juga bisnis digital," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, geoekonomi dan geopolitik Indonesia ke depan sangat dipengaruhi oleh tiga hal yang meliputi AI, keamanan siber, dan bisnis digital.

Baca juga: Wamen Komdigi resmikan AI Experience Center di Papua

Baca juga: AI berkembang, pakar tekankan pentingnya pendidikan STEAM sejak dini

Ia mengatakan dalam kuliah umum, Wamen Nezar mengharapkan Telkom University bisa memenuhi jumlah talenta digital, AI, dan keamanan siber dalam jumlah yang cukup untuk bisa membawa Indonesia memiliki posisi yang kuat secara geoekonomi dan geopolitik.

"Tantangan terberatnya memang adalah bagaimana kita men-genarate (menghasilkan, red.) kurikulum, terutama yang menjadi concern kami adalah kurikulum, kemudian tadi ada lima pilar yang kami sebutkan," katanya.

Menurut dia, salah satu pilar berupa mahasiswa berbakat yang diseleksi secara khusus dengan teknologi AI dan telah dimulai sejak 13 Maret 2025.

Oleh karena itu, kata dia, Telkom University untuk pertama kalinya menggunakan sistem seleksi mahasiswa baru yang berbeda dengan kampus lain.

"Itu untuk mendeteksi calon mahasiswa yang memiliki karakter khusus. Itu tantangannya memang luar biasa, pasti ada kemungkinan minat calon mahasiswa akan turun, sementara mungkin, tapi ada kemungkinan juga akan naik signifikan dengan alat tes yang baru," kata Rektor.

Baca juga: UICI dan Komisi Informasi bahas strategi "berdampingan" dengan AI

Baca juga: ITB berhasil selesaikan tahap akhir riset perintah suara berbasis AI

Baca juga: Mendiktisaintek paparkan visi Indonesia terhadap AI di Forum OIC-15

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |