Peseluncur indah Indonesia kejar mimpi Olimpiade Musim Dingin

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Atlet seluncur indah dari Indonesia, Dwiki Eka Ramadhan, mengejar impiannya untuk tampil di Olimpiade sambil membina generasi penerus sebagai pelatih di negara tropis yang tidak terbiasa dengan olahraga musim dingin.

Seperti halnya atlet olahraga es lainnya, Dwiki Eka Ramadhan, seorang peseluncur indah profesional Indonesia, bermimpi dapat bertanding di Olimpiade Musim Dingin suatu hari nanti.

Pada Februari lalu, Dwiki (27) dan pasangannya saat ini, Tasya Putri (25), bertanding di Asian Winter Games kesembilan di Harbin. Kesempatan itu menjadi kali kedua bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kompetisi olahraga multicabang yang digelar setiap empat tahun tersebut.

Sebagai satu-satunya perwakilan ice dance dari Indonesia, mereka berhasil mencatatkan skor 35,51 poin untuk kategori rhythm dance dan 54,63 poin untuk kategori free dance, menempati urutan keenam dengan total nilai 90,14 poin. Medali emas diraih oleh Utana Yoshida dan Masaya Morita dari Jepang, sementara Ren Junfei dan Xing Jianing dari China merebut medali perak, dan Azusa Tanaka dan Shingo Nishiyama dari Jepang mengantongi medali perunggu.

Namun bagi Dwiki, berkompetisi di ajang ini saja sudah merupakan kebahagiaan tersendiri.

"Indonesia bukan negara yang sudah lama menjadikan seluncur indah sebagai cabang olahraga resmi, jadi yang penting bagi kami adalah terus memberikan kesan yang baik," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.

"Saya juga bersyukur telah terpilih menjadi pembawa bendera yang mewakili negara saya saat upacara pembukaan. Saya benar-benar merasa bangga akan hal itu," tambah Dwiki, yang pada 2014 menjadi orang Indonesia pertama yang berkompetisi dalam kejuaraan seluncur indah internasional.

Dwiki mulai bermain seluncur indah pada usia 10 tahun dan mulai menorehkan namanya di arena internasional tujuh tahun kemudian setelah terpilih untuk mewakili Indonesia di (ISU) Junior Grand Prix di Jepang dan Jerman pada 2014. Saat ini, Dwiki memiliki 16 siswa di bawah asuhannya. Salah satunya adalah Rafif Herfianto Putra, seorang siswa SMA berusia 16 tahun dari Bali yang bertanding di ISU Junior Grand Prix di Thailand tahun lalu.

Dwiki, yang kini menguasai triple jump, berjuang keras untuk menjadi lebih baik dalam seluncur es.

"Saya berlatih secara mandiri dengan sumber daya yang ada di Indonesia. Namun, saat liburan sekolah, saya mengikuti kamp musim panas seluncur es profesional di luar negeri," ujar pria asal Jakarta ini, yang masih bermimpi untuk bisa berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin.

Beberapa ambisi terbesarnya adalah mengembangkan kemampuan murid-muridnya dan mendorong lebih banyak lagi orang Indonesia untuk menjadi atlet seluncur indah.

"Tentunya, semua atlet ingin sekali tampil di Olimpiade Musim Dingin, bukan? Mereka pasti ingin tampil di sana," kata Dwiki sambil tersenyum. Bersama Tasya, dia telah melatih seluncur indah sejak 2019.

Saat ini, Dwiki memiliki 16 siswa di bawah asuhannya. Salah satunya adalah Rafif Herfianto Putra, seorang siswa SMA berusia 16 tahun dari Bali yang bertanding di ISU Junior Grand Prix di Thailand tahun lalu

"Saya pindah ke sini pada 2023 dengan motivasi untuk mendapatkan pelatihan yang tepat," kata Rafif, yang kini sedang mengincar partisipasi di ISU World Junior Championships, Asian Winter Games, dan Southeast Asian Games. Atlet seluncur indah favoritnya adalah Alysa Liu dari Amerika Serikat, Shin Ji-a dari Korea Selatan, dan Wang Yihan dari China.

Rafif, yang kini sedang mempelajari lompatan triple jump, berlatih secara intensif enam hari dalam sepekan sembari bersekolah secara daring.

"Tentu saja, ini adalah upaya dan kerja keras yang melelahkan, tetapi saya sangat berharap ini akan berbuah manis untuk saya dan negara saya di masa depan," tutur Rafif.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |