Wagub usul penempatan helikopter Basarnas di Sumbar

3 weeks ago 6
Kami sudah sampaikan ke Basarnas, kalau bisa ada helikopter untuk ditempatkan di Sumbar. Dengan begitu, respon bencana bisa lebih cepat, baik di darat, laut, maupun udara

Padang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy menyampaikan usul penempatan helikopter Basarnas di Sumbar sebagai mitigasi mengingat wilayah provinsi itu termasuk kawasan rawan bencana alam.

"Kami sudah sampaikan ke Basarnas, kalau bisa ada helikopter untuk ditempatkan di Sumbar. Dengan begitu, respon bencana bisa lebih cepat, baik di darat, laut, maupun udara,” kata Vasko Ruseimy di Padang, Sumatera Barat, Rabu.

Wagub menekankan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya soal latihan, tetapi juga ketersediaan sarana dan prasarana. Pemprov Sumbar mendorong adanya penambahan alat utama pencegahan dan penanganan bencana alam termasuk helikopter, untuk mendukung Basarnas dan seluruh pemangku kepentingan dalam operasi pencarian dan pertolongan.

Vasko optimistis dengan dukungan penuh dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan instansi lainnya, Sumbar semakin siap menghadapi berbagai ancaman bencana. Ia juga mengajak masyarakat untuk berdoa agar Sumbar selalu dilindungi dan semakin maju di masa mendatang.

Baca juga: BNPB: Karhutla di Lima Puluh Kota berhasil dikendalikan

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, khususnya di wilayah maritim.

Provinsi Sumatera Barat menjadi tuan rumah Latihan Gabungan Kesiapsiagaan Kecelakaan Kapal di Dermaga Bungus Kota Padang, Selasa (26/8/2025).

Menurut Vasko, Sumbar patut bersyukur karena dipercaya menjadi tuan rumah latihan gabungan tingkat Sumatera. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah koordinasi lintas instansi, tetapi juga momentum memperkuat perlindungan terhadap masyarakat Sumbar.

Sementara itu, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin Muchlisin, menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak menjadi hambatan berarti dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar penanganan tetap berjalan maksimal.

Baca juga: KAI evaluasi konstruksi perlintasan sebidang di Sumbar pasca-laka maut

Efisiensi pasti ada dampaknya, tetapi kita bisa meminimalisasi dengan memberdayakan seluruh potensi dari luar Basarnas, seperti TNI, Polri, insan perhubungan, dan instansi lain. Mereka masih punya keterkaitan untuk kepentingan operasi SAR.

"Untuk urusan kemanusiaan, operasi SAR di Indonesia tidak ada pengaruh signifikan meski ada efisiensi,” jelas Noer Isrodin.

Ia menambahkan, Sumatera Barat memiliki potensi kerawanan bencana yang cukup besar, mulai dari letusan gunung berapi, tanah longsor, hingga kecelakaan laut. Oleh karena itu, latihan gabungan ini penting untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan sinergi semua pihak.

Basarnas sendiri, lanjutnya, telah memiliki dua kapal besar yang ditempatkan di Mentawai dan Padang, serta sejumlah peralatan lain seperti rigid inflatable boat (RIB).

Meski demikian, dukungan dari unsur eksternal seperti Polair, TNI AL, dan Kemenhub dinilai mampu memperkuat proteksi terhadap potensi kecelakaan di perairan Sumbar.

Baca juga: Kepala BNPB: Sumbar salah satu provinsi rentan bencana

Baca juga: BNPB minta Sumbar latih kesiapan masyarakat sikapi potensi megathrust

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |