Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mengumumkan Ujian Berbasis Komputer (CBT) untuk penjaringan calon peserta Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional VIII akan digelar secara daring pada 17-19 Juni 2025.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno di Jakarta Senin mengatakan, MQK bukan sekadar ajang lomba, tetapi juga media strategis untuk mengarusutamakan literasi turats (kitab kuning) sebagai bagian penting dari pendidikan pesantren.
"Musabaqah ini merupakan bentuk pengakuan negara terhadap kekayaan intelektual pesantren. Lebih dari itu, ini adalah panggung kebudayaan ilmiah warisan para ulama," ujar Suyitno.
Suyitno menekankan penggunaan sistem CBT merupakan bentuk komitmen Kemenag dalam mendorong transformasi kelembagaan pesantren agar adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Baca juga: Menag tetapkan Kabupaten Wajo tuan rumah MQK 2025
Ia berharap para peserta tidak hanya siap secara keilmuan, tetapi juga menjunjung tinggi integritas selama proses seleksi.
Sementara itu, Plh Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Yusi Damayanti mengatakan, pelaksanaan CBT MQK tahun ini dilakukan secara serentak dan terintegrasi secara nasional.
"Semua peserta mengikuti ujian daring di lembaga masing-masing, dengan pengawasan internal serta monitoring dari sistem pusat. Transparansi dan integritas menjadi prinsip utama," kata Yusi.
Ujian ini akan mencakup seluruh provinsi dengan serangkaian tahapan, mulai dari simulasi, pelaksanaan, hingga penetapan sepuluh besar terbaik per mata lomba.
Baca juga: Pemprov Aceh gelar MQK kitab kuning dengan total hadiah Rp1,4 M
Lebih lanjut, 10 peserta terbaik hasil CBT, baik putra maupun putri pada tiap mata lomba per provinsi, akan diseleksi ulang oleh provinsi masing-masing, atau dipilih langsung oleh provinsi untuk mewakili kafilahnya berdasarkan kewenangan yang diberikan pusat dengan transparan, akuntabel, dan profesional.
"Keberhasilan pelaksanaan CBT sangat bergantung pada kesiapan lembaga, komitmen peserta, serta koordinasi teknis yang solid. Kami juga berharap pesantren mempersiapkan santri secara mental dan etika, karena kejujuran adalah ruh utama dari proses ini," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025