Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan menjalin tiga kerja sama yang jadi kunci untuk mewujudkan pembangunan sentra industri garam nasional terbesar di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tiga kerja sama ini melibatkan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Kantor Pertanahan Kabupaten Rote Ndao, dan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT. Ketiga dokumen yang diteken masing-masing mencakup Nota Kesepakatan, Perjanjian Kerja Sama Sertifikasi Lahan, dan Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Listrik untuk mendukung pembangunan dan operasional Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN).
“Ini adalah langkah awal konkret untuk membangun kawasan industri garam rakyat yang terintegrasi, sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Rabu.
Nota Kesepakatan antara KKP dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao menjadi payung kerja sama dalam hal penyediaan lahan, peningkatan kapasitas masyarakat petambak garam, penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan pelaksanaan sosialisasi.
Baca juga: Target produksi garam K-SIGN di Rote Ndao-NTT bisa capai lima juta ton
Sementara itu, Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP dan Kantor Pertanahan Kabupaten Rote Ndao fokus pada penyelesaian aspek legal lahan.
Ruang lingkupnya mencakup penetapan lokasi pembangunan, pelaksanaan inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (IP4T), hingga penerbitan sertifikat tanah atas nama pemerintah. Upaya ini krusial untuk memberikan kepastian hukum atas penggunaan lahan tambak garam di wilayah tersebut. Penandatangan dokumen kerjasama dilakukan kemarin di Rote Ndao.
Terkait perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Sumber Daya Kelautan dan PT PLN (Persero) UIW NTT, PLN akan menjamin pasokan listrik di lokasi K-SIGN. Kerja sama ini mencakup pembangunan jaringan listrik, penyediaan lahan bebas sengketa, serta publikasi informasi hasil kerja sama. Fasilitas energi ini akan menjadi tulang punggung industrialisasi garam di Rote Ndao.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara mengatakan bahwa K-SIGN adalah simbol kebangkitan industri garam nasional yang modern, terintegrasi, dan berkeadilan.
“Ini bukan hanya tentang penandatanganan dokumen, tapi juga pernyataan tekad bahwa Indonesia bisa mandiri dalam hal garam,” katanya.
Baca juga: Rote Ndao siap jadi Sentra Industri Garam Nasional, akhiri impor
Koswara lebih lanjut menekankan bahwa pembangunan K-SIGN mendorong pemenuhan kebutuhan akan garam industri melalui pengelolaan yang mengintegrasikan proses produksi dari hulu ke hilir. Seluruh kerjasama ini akan dilaksanakan selama periode lima tahun, mulai tahun 2025 hingga 2030. Setiap pihak telah menyusun rencana aksi dan akan melakukan pemantauan serta evaluasi secara berkala untuk memastikan implementasi di lapangan berjalan sukses.
Dengan terlaksananya tiga kerjasama ini, Kawasan Sentra Industri Garam Nasional di Rote Ndao diharapkan menjadi model nasional yang mendorong transformasi sektor pergaraman, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi wilayah pesisir.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025