Jakarta (ANTARA) - Upacara tabur bunga yang diinisiasi Kementerian Kesehatan ke makam dokter-perawat yang gugur dalam tugas menangani pasien COVID-19 dinilai positif oleh pihak keluarga sebagai penghormatan dari negara terhadap pengabdian para tenaga kesehatan selama pandemi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Muhammad Ma'aruf, anak kandung dari Dwi Hartatiek, perawat Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih Jakarta saat upacara tabur bunga di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa.
Ma’ruf mengungkapkan bahwa penghormatan yang diberikan pemerintah merupakan pengakuan atas risiko besar yang ditanggung tenaga kesehatan saat pandemi.
Baca juga: Wamenkes: Tabur bunga di HKN kenang 2.087 nakes gugur saat COVID-19
Almarhumah telah bekerja lebih dari 30 tahun sebagai perawat di RSI Cempaka Putih, wafat pada usia sekitar 51 tahun setelah terpapar COVID-19 ketika bertugas. Dia merupakan satu dari 18 tenaga medis yang dimakankan di sektor khusus penyintas COVID-19 TPU Pondok Ranggon.
“Kami bersyukur ada apresiasi seperti ini. Momentum tersebut juga dapat mempererat hubungan antara fasilitas kesehatan dan keluarga,” kata dia.
Pihak keluarga berharap prosesi tabur bunga dapat menjadi kegiatan rutin agar publik terus mengingat peran tenaga kesehatan yang gugur dalam pelayanan masyarakat. Apalagi, almarhumah memiliki penyakit penyerta, seperti asma dan jantung, namun tetap memilih bertugas saat pandemi.
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga mengungkapkan pemerintah dan rumah sakit telah memberikan santunan kepada keluarga serta beasiswa.
Menurut dia, bantuan tersebut sangat berarti, sehingga adiknya bisa menyelesaikan kuliah di salah satu universitas di Jakarta.
“Beasiswa diterima sampai terakhir kuliah,” katanya.
Kegiatan upacara tabur bunga yang diinisiasi Kementerian Kesehatan ini digelar secara serentak di berbagai daerah, dan dipimpin Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono dari TPU Pondok Ranggon, Jakarta.
Wamenkes Dante mengatakan upacara tabur bunga digelar bagian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN). Hal ini secara khusus sebagai bentuk penghormatan kepada 2.087 tenaga kesehatan yang gugur saat menangani pandemi COVID-19.
Menurut dia, pengorbanan tersebut bukan sekadar kisah, tetapi nilai kemanusiaan yang harus terus dijaga. Para tenaga medis itu, bekerja tanpa pamrih berdasarkan keahlian masing-masing untuk menyelamatkan masyarakat pada masa paling sulit dalam sejarah kesehatan nasional.
Baca juga: Inspirasi merayakan Hari Kesehatan Nasional 2025 dengan hidup sehat
Baca juga: Hari Kesehatan Nasional momen gencarkan pendekatan promotif
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para dokter - tenaga medis yang wafat, dan menjadikan nama mereka sebagai simbol dedikasi dan martabat profesi kesehatan di Indonesia.
"Juga sudah ada santunan dari Kementerian Kesehatan kepada keluarga, dari pemerintah daerah juga ya, dan biasiswa bagi anak-anak mereka yang masih sekolah. Itu sebenarnya nggak cukup. Dengan jasa-jasa mereka yang menyelamatkan ribuan nyawa lain yang hampir tidak tertolong, dan akhirnya tertolong karena jasa mereka," kata Dante
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































