SKK Migas: 10 POD mangkrak disebabkan isu komersial dan infrastruktur

5 hours ago 2
Mengaktifkan kembali 10 POD menjadi prioritas kami

Tangerang, Banten (ANTARA) - SKK Migas menyampaikan 10 wilayah kerja (WK) yang sudah memasuki tahap POD (Plan of Development) atau Proposal Pengembangan, menjadi mangkrak karena tantangan komersial, infrastruktur, dan perubahan lanskap ekonomi.

“Terdapat berbagai penyebab mereka mangkrak, seperti tantangan komersial, permasalahan infrastruktur, hingga lanskap ekonomi yang berubah,” ucap Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus dalam pemaparannya di IPA Convention & Exhibition, Tangerang, Banten, Kamis.

Sebanyak 10 WK yang berstatus sebagai aset mangkrak tersebut memiliki potensi investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS, dengan estimasi kapasitas produksi sebesar 51,35 juta barel minyak atau 31.300 barel per hari.

Selain itu, juga terdapat potensi sebesar 600 BCF gas. Beroperasinya 10 WK tersebut juga diperkirakan dapat menyerap 20 ribu tenaga kerja.

“Mengaktifkan kembali 10 POD menjadi prioritas kami,” kata Rikky.

Selain 10 POD tersebut, Rikky juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 179 temuan yang belum dikembangkan dan masih di tahap evaluasi awal atau menengah.

Sebanyak 179 temuan tersebut diperkirakan memiliki kapasitas cadangan minyak sebesar 116 juta barel minyak dan cadangan gas sebesar 0,4 TCF.

“Secara keseluruhan, angka ini menunjukkan besaran potensi hulu migas Indonesia yang belum dimanfaatkan,” tutur Rikky.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan akan menarik wilayah kerja menjadi milik negara dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bekerja dengan lambat dalam menjalankan kewajiban setelah memperoleh kewenangan mengelola WK.

Nantinya, WK atau wilayah kerja yang dikembalikan kepada negara tersebut akan dilelang kembali untuk diberikan kepada KKKS yang mau mengerjakan.

Selain 10 POD mangkrak, Bahlil juga menyinggung ihwal 17 WK yang sudah berstatus POD, dengan estimasi produksi 306 juta barel minyak dan 18.351 BCF gas, yang mundur tanggal onstream-nya.

Oleh karena itu, ia mengumumkan, kepada pemegang WK yang tidak menjalankan kewajiban selama lima tahun, ia akan menarik kewenangan mengelola WK tersebut dan akan dilelang ulang.

“Ini semuanya dalam rangka untuk kita memaksimalkan potensi dalam rangka meningkatkan lifting,” kata Bahlil.

Baca juga: Shell, Chevron, hingga Total tertarik eksplorasi hulu migas RI

Baca juga: SKK Migas sebut investor baru akan tanda tangani kontrak di IPA 2025

Baca juga: Catat kinerja gemilang, produksi migas PHE capai 1,043 juta barel/hari

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |