Sekolah Rakyat di Jember mulai dibuka untuk wujudkan Generasi Emas

1 month ago 14
Dengan fasilitas terbaik di Sekolah Rakyat itu, saya yakin mereka akan menjadi generasi berkualitas untuk Indonesia Emas 2045

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sekolah Rakyat Terintegrasi 6 di Kabupaten Jember, Jawa Timur secara resmi dibuka oleh Bupati Jember Muhammad Fawait pada Jumat sore dengan harapan untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.

"Dengan fasilitas terbaik di Sekolah Rakyat itu, saya yakin mereka akan menjadi generasi berkualitas untuk Indonesia Emas 2045," kata Bupati Fawait saat memberikan sambutan dalam peluncuran Sekolah Rakyat di Jember.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas dukungan penuh terhadap pendirian Sekolah Rakyat di Kabupaten Jember.

"Bayangkan, gedung sementara saja sudah sebagus ini, nanti akan dibangun di lahan seluas 9 hektare dengan anggaran Rp100–200 miliar. Semua fasilitas, mulai makan bergizi, tempat tidur, seragam, buku, hingga laptop untuk setiap siswa, disediakan oleh Presiden," tuturnya.

Baca juga: Presiden sebut Sekolah Rakyat jalan putus rantai kemiskinan absolut

Bupati yang akrab disapa Gus Fawait itu mengatakan bahwa pendidikan adalah jalan paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan, sehingga berpesan kepada orang tua bahwa tidak apa-apa saat ini belum mampu, namun yang penting anak-anaknya memiliki ilmu.

Peresmian Sekolah Rakyat Terintegasi 6 itu sekaligus menandai di mulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para siswa yang akan menempuh pendidikan dengan sistem asrama.

Sementara Kepala Sekolah Rakyat Jember, Kartika Sari Dewi mengatakan bahwa kesiapan sarana dan prasarana telah mencapai 95 persen.

"Bangunan fisik sudah selesai 100 persen, hanya beberapa mebel seperti meja, rak sepatu, dan lemari yang masih dalam proses pengadaan. Targetnya, seluruh perlengkapan non-fisik sudah lengkap pada 17 Agustus 2025," katanya.

Baca juga: Bupati Serang: Sekolah Rakyat upaya memutus kemiskinan antargenerasi

Ia menjelaskan bahwa MPLS di Sekolah Rakyat berlangsung selama dua pekan, minggu pertama difokuskan untuk adaptasi siswa di asrama dengan kegiatan ringan, kebiasaan ibadah, dan penguatan ikatan dengan wali asuh.

"Kemudian Minggu kedua akan diisi kegiatan kedisiplinan bersama TNI, dengan materi yang telah disesuaikan untuk anak-anak," ujarnya.

Menurutnya jumlah siswa yang terdaftar mencapai 95 orang yang terdiri dari 51 siswa SMP dan 44 siswa SD, kemudian total jumlah guru sebanyak 14 orang, 10 wali asuh, dan 4 wali asrama.

Baca juga: Khofifah usulkan peluncuran Sekolah Rakyat oleh Presiden di Ponorogo

Baca juga: Gubernur Jatim apresiasi kesiapan Sekolah Rakyat Terintegrasi Ponorogo

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |