Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi berharap keberadaan Sekolah Kepemimpinan Perempuan Kartini mampu memperkuat kapasitas dan keberanian perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan di berbagai bidang pembangunan.
"Perempuan harus didorong untuk berani bicara. Namun, masih banyak perempuan yang belum berani untuk berbicara. Maka, Sekolah Kepemimpinan Kartini ini harus kita dukung bersama. Hal ini juga terus diupayakan oleh pemerintah, perempuan harus diperjuangkan agar berdaya, memiliki kapasitas yang mumpuni dan dapat mengekspresikan potensinya," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Arifah Fauzi berharap lewat Sekolah Kepemimpinan Kartini, akan lahir lebih banyak perempuan pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata di lingkungannya.
"Forum seperti ini adalah ruang kolaborasi yang luar biasa. Kami di KemenPPPA sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Sekolah Kepemimpinan Kartini. Dengan saling memahami, saling mendukung, dan saling memperkuat, kita bisa mewujudkan perempuan berdaya dan anak terlindungi menuju Indonesia Emas 2045," ujar Menteri Arifatul Choiri Fauzi.
Baca juga: Kowani dan BRICS Civil Council perkuat kepemimpinan perempuan
Sekolah Kepemimpinan Perempuan Kartini diinisiasi oleh Kartini Love AI.
Founder Kartini Love AI, Awaludin Marwan, mengatakan program Sekolah Kepemimpinan Kartini saat ini masih dalam tahap uji coba.
Program ini diselenggarakan dalam bentuk short course selama dua hari yang diselingi dengan jeda waktu dua pekan.
Dalam masa jeda tersebut, para peserta akan mendapatkan penugasan agar dapat mengembangkan dan menyampaikan gagasannya pada pertemuan berikutnya.
Materi dalam sekolah ini, antara lain kepemimpinan perempuan dalam struktur dan kultur birokrasi; kebijakan pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan; tantangan dan peluang penggunaan kecerdasan artifisial untuk perempuan di ruang politik dan demokrasi; pokok-pokok pemikiran Kartini; dan kepemimpinan dalam manajemen talenta/ SDM.
Baca juga: KemenPPPA: Keterwakilan perempuan di posisi strategis tantangan besar
Baca juga: Srikandi Berkarya gelar diskusi pemberdayaan-kepemimpinan perempuan
Kemudian kepemimpinan perempuan dalam membangun bisnis; kepemimpinan perempuan dalam pengembangan organisasi/perusahaan/bisnis; dan perempuan menghadapi masalah hukum, kekerasan terhadap perempuan, dan resolusi konflik.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.