RI perkuat industri sapi lewat konsep baru lahan transmigrasi komunal

9 hours ago 2
Aset korporasi masyarakat ini kita ubah menjadi equity dalam bentuk saham yang dibagikan kepada masyarakat,

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia memperkuat ekosistem industri peternakan sapi dengan konsep baru yakni memanfaatkan lahan transmigrasi yang dikelola secara komunal melalui korporasi masyarakat, sehingga menarik minat investasi sekaligus memberikan keuntungan bagi ekonomi.

Rencana penguatan itu merupakan hasil pertemuan antara Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu dengan Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda, serta Direktur PT Asiabeef Biofarma Indonesia, James Jerry Huang di kantor BKPM Jakarta, Jumat.

Dijelaskan Menteri Transmigrasi Iftitah, konsep baru ini muncul karena adanya persoalan kesulitan lahan dalam industri peternakan sapi, sehingga pihaknya mengusulkan untuk memanfaatkan lahan transmigrasi yang sebanyak 3,1 juta hektare Hak Pengelolaan Lahan (HPL), serta 525.995 hektare lahan transmigrasi yang sedang dikembangkan untuk dimanfaatkan oleh para investor.

Sistemnya yakni lahan transmigrasi yang ada akan dikelola secara komunal melalui korporasi masyarakat agar bisa dilakukan kerja sama usaha (KSU), yang memberikan keuntungan bagi masyarakat dan juga investor.

Baca juga: Peternak sapi ungkap peningkatan keuntungan berkat Program MBG

Disampaikan dia, konsep ini baru, karena pada awalnya para transmigran diberikan lahan dua hektare untuk dikelola, namun saat ini hanya diberikan rumah dan pekarangan.

"Aset korporasi masyarakat ini kita ubah menjadi equity dalam bentuk saham yang dibagikan kepada masyarakat," ujarnya.

Guna menindaklanjuti hal ini, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda menyampaikan minggu depan pihaknya akan merincikan konsep ini dan akan melakukan pilot project di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membangun ekosistem peternakan sapi dengan lahan transmigrasi.

Menurut dia, untuk 10.000 hektare HPL transmigrasi bisa untuk memelihara sapi betina produktif sebanyak 5.000 ekor termasuk ekosistem pengolahan hingga hilir.

Baca juga: 1.213 sapi bunting tiba di Cilacap wujud nyata kemitraan

"Ini adalah pilot project yang harapannya tahun ini sudah bisa kita realisasikan, dan pihak Asia Beef bersama dengan Indonesia-Brazil Cattle Consortium siap untuk memfasilitasi dan mendukung dari sisi pendanaan, dari sisi teknologi dan membangun ekosistem," ujar dia.

Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua menyampaikan dengan adanya konsep baru ini bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk olahan sapi yakni berupa susu maupun daging.

Selain itu, hal ini juga mendukung hilirisasi industri, sekaligus membantu menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Tujuan akhir daripada ini semuanya adalah kita bisa berdikari terhadap kebutuhan daging dan susu. Sesuai dengan keinginan dan arahan Pak Presiden bagaimana caranya dengan kita populasi masyarakat yang sudah masuk ke 300 juta untuk menekan impor sebesar-besarnya," kata dia.

Baca juga: Menteri Pertanian ingin Sumbawa jadi sentra industri hilir

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |