Rendahnya kontribusi industri pada riset jadi tantangan dalam inovasi

2 months ago 29
Gross Domestic Expenditure on Research and Development atau GERD terkait dengan by business atau oleh industri itu relatif masih sangat kecil, atau bahkan ada yang nol

Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI Tjitjik Sri Tjahjandarie mengungkapkan rendahnya kontribusi industri terhadap pengembangan riset di Indonesia menjadi salah satu hambatan terbesar dalam menciptakan inovasi.

"Gross Domestic Expenditure on Research and Development atau GERD terkait dengan by business atau oleh industri itu relatif masih sangat kecil, atau bahkan ada yang nol," kata Tjitjik dalam kegiatan Kedaireka Summit 2024 di Jakarta, Kamis.

Tjitjik menilai banyak industri lebih memilih membeli lisensi dibandingkan mengembangkan teknologi secara mandiri.

Tjitjik juga menyoroti tantangan lain berupa insentif pajak untuk penelitian dan pengembangan (R&D) yang belum sepenuhnya efektif.

"Walaupun sudah ada terobosan terkait dengan pengurangan pajak bagi investasi-investasi untuk pengembangan vokasi, tetapi ternyata secara fakta itu tidak mudah untuk kemudian diklaim," jelasnya.

Oleh sebab itu Tjitik menyebutkan salah satu inisiatif untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui Program Kedaireka, yang bertujuan menyelamatkan inovasi perguruan tinggi agar dapat dimanfaatkan oleh industri dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

"Melalui Program Kedaireka ini, kami ingin membangun kolaborasi antara pendidikan tinggi dengan industri pada tahapan development," katanya.

Melalui kolaborasi ini, Tjitjik berharap hasil riset perguruan tinggi dapat dimanfaatkan oleh industri untuk menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat atau bahkan menjadi produk komersial.

"Pengembangan yang sudah dilakukan oleh insan Dikti itu dapat kemudian dilirik oleh industri, sehingga nantinya diharapkan bisa menjadi produk-produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.

Ia juga menyebutkan program ini sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan Astacita.

"Kekayaan yaitu sumber daya alam Indonesia harus diolah di bumi Indonesia. Kita harus menjadi tuan rumah dari teknologi yang kita kembangkan," kata Tjitjik mengutip pernyataan Presiden Prabowo.

Baca juga: Kemendikbudristek: Program Kedaireka hasilkan ribuan karya kolaborasi

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |