Ratusan pekerja konstruksi baja unjuk rasa di depan gedung Bea Cukai

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Ratusan pekerja konstruksi baja dari berbagai perusahaan menggelar unjuk rasa di depan gedung Bea Cukai Pusat di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Para pekerja tersebut membawa mobil komando untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait penolakan impor baja dari luar negeri.

"Di sini banyak teman-teman juga yang kehilangan pekerjaan dan banyak orang bertanya kepada kita, kenapa tidak ada lagi pekerjaan konstruksi baja," kata Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) Budi Harta Winata saat berorasi di depan Gedung Bea Cukai Pusat, Jakarta Timur, Selasa.

Massa aksi juga membawa alat peraga, seperti spanduk maupun pamflet dengan narasi "Perketat pengawasan konstruksi baja impor HS Code 9406.xx & 7388.xx oleh Bea Cukai".

Selain itu, ada pula spanduk lain bertuliskan "Stop Impor Konstruksi Baja", "Mari Kita Memakai Konstruksi Baja dalam Negeri" dan "Selamatkan tukang las dalam negeri dengan stop impor konstruksi baja".

Para pegawai konstruksi baja dari berbagai daerah itu mengenakan helm pekerja bangunan dan rompi ciri khas pekerja proyek.

Menurut Budi, masih ditemukan banyak pabrik, gudang serta mal yang dibangun oleh kontraktor tidak menggunakan produk dalam negeri, salah satunya konstruksi baja.

Dia pun meminta kepada Bea Cukai agar menghentikan impor baja dari luar negeri dan lebih mempercayai produk dalam negeri.

"Kita hari ini datang ke Bea Cukai untuk meminta pengawasan ketat dan hentikan impor konstruksi baja," tegas Budi.

Baca juga: Pemerintah hentikan sementara impor scrap besi dan baja

Baca juga: Asosiasi baja minta ketatkan impor untuk penguatan industri domestik

Baca juga: Industri harapkan ketegasan regulasi dan perlindungan pasar baja

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |