Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan pertumbuhan kendaraan di Jakarta tak sebanding dengan ketersediaan dan pertumbuhan ruas jalan sehingga menyebabkan kemacetan.
"Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, rata-rata pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 2,70 persen per tahun. Sementara pertumbuhan ruas jalan hanya sekitar 0,01 per tahun. Akibatnya, volume kendaraan semakin menekan ruang jalan yang ada," kata Rano di Jakarta, Rabu.
Dalam Apel Kolaborasi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas, dia menyampaikan berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Jakarta menduduki peringkat ke-90 kota termacet di 500 kota dunia.
Selain karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan, sambung dia, kemacetan juga disebabkan pemanfaatan angkutan umum yang masih minim.
"Dari 20,2 juta perjalanan per hari di Jakarta, baru sekitar 22,19 persen yang menggunakan angkutan umum," ujar Rano.
Berkaca pada angka tersebut, dia menekankan pentingnya mendorong peralihan moda ke transportasi publik sebagai solusi jangka panjang. Selain itu, dia juga mengajak masyarakat agar beralih ke transportasi publik.
Baca juga: Rano sebut ITCS turunkan waktu tunggu kendaraan 15 persen
Di sisi lain, dia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan pemerintah daerah dalam penanganan kemacetan.
"Saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif demi mewujudkan kota global yang membanggakan," tegas Rano.
Menurut dia, urgensi penanganan kemacetan, salah satunya karena berdampak terhadap perekonomian.
Studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai Rp100 triliun per tahun.
Fakta tersebut, sambung Rano, setara dengan empat persen Produk Domestik Bruto (PDB) Jabodetabek atau enam kali biaya pembangunan proyek MRT fase pertama.
Baca juga: Strategi MRT Jakarta minimalisir macet selama pembangunan Fase 2A
Baca juga: Kenapa kemacetan parah kerap terjadi di Jalan TB Simatupang?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.