Jakarta (ANTARA) - Di tengah memanasnya segmen mobil premium yang mulai diramaikan oleh pabrikan asal China, banyak di antaranya menawarkan teknologi elektrifikasi canggih, ditambah pula dengan kondisi industri otomotif yang melesu, Volvo Car Indonesia tetap yakin dapat menangguhkan posisinya di pasar Indonesia.
Chief Strategy Officer Volvo Car Indonesia Koji Horii ditemui usai peluncuran generasi terbaru dari SUV bertenaga Plug-in Hybrid (PHEV) andalannya XC90 di Jakarta, Kamis, optimistis kedatangan banyak merek premium baru, pertanda baik sebab dapat memberikan banyak pilihan bagi masyarakat.
“Selama Anda menawarkan kepada pelanggan alasan untuk memilih sebuah merek, Anda akan menjadi merek yang terpilih. Jadi, ini akan menjadi tahun yang sulit bagi beberapa perusahaan yang tidak memiliki pesan yang kuat untuk pelanggan,” kata dia.
“Kami sangat jelas dengan pesan kami, tentang apa nilai yang harus kami sampaikan kepada pelanggan,” tambahnya.
Baca juga: Volvo luncurkan generasi terbaru dari SUV PHEV andalannya XC90
Baca juga: Gambar sedan listrik Volvo ES90 bocor menjelang peluncuran
Koji menyebut, sebuah kendaraan tidak hanya dinilai dari harganya, melainkan tentang menyampaikan nilai dan identitas yang terkandung di dalam mobil tersebut.
Sebuah mobil, utamanya segmen premium, menurut Koji, diposisikan sebagai perpanjangan dari gaya hidup dan kepribadian pembelinya, sehingga jika nilai tersebut dapat dijelaskan dengan baik dari sisi desain, kenyamanan, teknologi, maupun citra diri yang ditawarkan, maka besar kemungkinan pelanggan akan merasa terhubung dan memilih model tersebut sebagai representasi diri mereka.
“Ini bukan tentang menjual mobil dengan harganya, tapi mencoba untuk menawarkan nilai yang datang dengan memilihnya sebagai gaya Anda yang dapat mewakili diri Anda sebaik mungkin,” imbuhnya.
“Jadi, selama kita bisa menjelaskan dan menawarkan kepada pelanggan nilai yang datang dengan mobil, saya pikir akan ada banyak orang yang akan memilih model ini,” Koji menambahkan.
Lebih lanjut, Koji juga memaparkan target perusahaan secara global, di mana Volvo berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang sepenuhnya elektrifikasi pada tahun 2030, serta menjadi perusahaan nol emisi pada 2040.
“Segalanya yang Volvo miliki terkait pada keberlanjutan, bukan hanya melalui produk, tapi juga, jika Anda melihat bagian dalam (mobil), dan material yang kami gunakan, kami membidik ke nol emisi,” ungkap Koji.
Baca juga: Sedan listrik Volvo ES90 akan dilengkapi superkomputer Nvidia
Baca juga: Volvo XC60 2026 dapatkan peningkatan infotainment
Baca juga: Spesifikasi SUV listrik asal Swedia, Volvo XC40 Recharge
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025