Jakarta (ANTARA) - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim mengingatkan kepada para pemimpin untuk tidak mempolitisasi isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan perpecahan masyarakat dan mengancam stabilitas negara.
Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim menyampaikan hal tersebut dalam Pidato Kerajaan pada Upacara Penobatan tahun 2025 bersamaan dengan acara perayaan ulang tahun resmi Raja di Istana Negara, Senin, sebagaimana dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama.
"Tidak ada hadiah yang lebih besar bagi saya daripada rakyat yang bersatu," ujar Sultan Ibrahim.
Sultan Ibrahim mengingatkan banyaknya faksi dalam partai dapat menyebabkan keretakan semakin lebar di masyarakat.
Ia meminta seluruh pemimpin dapat berlaku bijaksana sebelum membuat keputusan apapun.
Hadir dalam acara tersebut Ratu Malaysia Yang Mulia Raja Zarith Sofiah, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim beserta istri Wan Azizah Wan Ismail, Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil, dan para menteri kabinet.
Sultan Ibrahim pun menyampaikan apresiasi kepada kabinet pemerintahan Anwar Ibrahim yang telah bekerja keras untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan Malaysia.
Dia menyampaikan kesuksesan penyelenggaraan KTT ASEAN merupakan bukti kemampuan kepemimpinan untuk memperkuat kerja sama regional dan internasional.
Sementara itu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam pidatonya menyampaikan penghargaan atas arahan-arahan Sultan Ibrahim yang menurutnya selalu menjadi pedoman luhur bagi pemerintahan MADANI yang dipimpinnya, dalam menyusun kebijakan, melaksanakan tanggung jawab dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Pemerintah di bawah naungan dan bimbingan Yang Mulia akan terus berkomitmen melaksanakan agenda reformasi yang komprehensif berdasarkan prinsip-prinsip sipil," ujar Anwar Ibrahim.
PM Anwar Ibrahim menyampaikan terima kasih atas kebijaksanaan Raja Malaysia yang selalu menjadi lambang persatuan dan kebesaran negara.
Baca juga: Sultan Johor resmi menjadi Raja Malaysia ke-17
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025