Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalankan program penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) batu bara kalori rendah menjadi asam humat.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyatakan bahwa pihaknya terus menjalankan transformasi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, untuk itu dibutuhkan pengembangan inovasi-inovasi terkait dengan hilirisasi batu bara untuk menghadapi tantangan masa depan.
"Penelitian dan pengembangan batu bara menjadi asam humat merupakan salah satu upaya kami untuk menghadirkan produk turunan dari batu bara, sehingga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," kata Arsal dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan peluncuran protoype (purwarupa) asam humat di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau. Prototype tersebut selanjutnya akan dikembangkan untuk menuju pilot project.
Dia menerangkan, asam humat merupakan zat organik yang dicampurkan ke pupuk dan dapat membantu menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur, menjaga kelembaban, dan membantu tanaman menyerap nutrisi lebih baik.
Arsal menambahkan, hilirisasi batu bara menjadi asam humat juga mendukung program Astacita pemerintah dalam hal swasembada pangan yang saat ini menjadi prioritas.
Pengembangan batu bara menjadi asam humat akan membantu pemenuhan kebutuhan produk pupuk, demi mendukung ketahanan pangan nasional untuk memberikan energi tanpa henti bagi generasi muda bangsa.
"Prototype asam humat adalah awal dari perjalanan panjang menuju pengembangan produk yang bernilai tinggi. Kami optimis bahwa inovasi ini akan memberikan manfaat besar tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Koordinator Tim Peneliti UGM Prof Ferian Anggara mengatakan bahwa hasil riset awal menunjukkan batu bara kalori rendah dari IUP Peranap dapat menghasilkan asam humat yang berkualitas.
"Asam humat yang dihasilkan dari batu bara kalori rendah dapat meningkatkan kesuburan tanah, menstabilkan dan memperbaiki tanah. Dengan produksi asam humat, kita dapat memanfaatkan lahan-lahan kritis. Kita bisa menggunakan komposisi asam humat untuk penambah unsur hara dan menyesuaikan kadar pH tanah," kata Ferian.
Ferian juga menyampaikan harapannya agar kolaborasi PTBA dengan UGM dapat menghasilkan inovasi yang memperluas pemanfaatan batu bara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Semoga dengan inovasi yang kita ciptakan, sumber daya batu bara yang luar biasa besar di Indonesia dapat kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia," kata Ferian.
Peluncuran Prototype asam humat dihadiri VP Pengembangan Hilirisasi PTBA Dahlia; GM PTBA Unit Pertambangan Ombilin, Yulfaizon B Dahlioes; Koordinator Hubungan Komersial Batu Bara Kementerian ESDM Ayi Ruhiat Sukartin; Penyelidik Ahli Media Kementerian ESDM Ginanjar Rahmat, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Baca juga: PTBA optimis industri batu bara berjaya pasca kemenangan Donald Trump
Baca juga: Lewat Gernas Tastaba-Tastaka, PTBA dongkrak kemampuan siswa
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024