Minahasa, Sulawesi Utara (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan proyek strategis ketenagalistrikan untuk desa, yaitu Merdeka dari Kegelapan yang dipusatkan di Desa Wolaang, Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
"Ini sangat penting karena kehadiran negara dalam memberikan keadilan pemerataan terhadap energi. Ini adalah bagian terpenting yang telah dirumuskan oleh Bapak Presiden dalam Astacita," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam acara peresmian di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu.
Program elektrifikasi yang menjadi fokus Presiden Prabowo ini mencakup tiga kegiatan, yakni Program Bantuan Pemasangan Baru Listrik (BPBL) di Minahasa, peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wairara berkapasitas 1 x 128 kilowatt (kW) di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta peresmian PLTMH Anggi Tahap I (1 x 150 kW) dan peletakan batu pertama PLTMH Anggi Tahap II (2 x 250 kW) di Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Pada 2023, program BPBL telah berhasil menyambungkan listrik ke 1.000 rumah tangga, disusul 550 rumah tangga pada 2024, dan menargetkan 2.700 rumah tangga pada 2025.
Baca juga: Setrum yang menjaga batik keraton khas Cirebon tetap bernyawa
Untuk Kabupaten Minahasa, program BPBL telah dirasakan oleh 20 rumah tangga pada periode 2023–2024 dan akan menjangkau tambahan 112 rumah tangga pada tahun ini.
Secara nasional, realisasi BPBL mencapai 155.429 rumah tangga pada 2024. Hingga September 2025, sebanyak 135.482 rumah tangga telah tersambung dari target 215.000 rumah tangga hingga akhir tahun.
Setiap paket BPBL meliputi instalasi listrik rumah (3 titik lampu + 1 kotak kontak), sertifikat laik operasi (SLO), penyambungan ke jaringan PLN berdaya 900 VA, serta token perdana Rp100.000.
Sementara, PLTMH Wairara di Sumba Timur, NTT, menjadi contoh pemanfaatan energi terbarukan berskala kecil. Sejak beroperasi pada November 2022, pembangkit ini mengaliri elektrifikasi 105 pelanggan termasuk puskesmas, sekolah dasar dan menengah, gereja, serta kantor pemerintahan setempat.
Baca juga: Puskep UI nilai rasio elektrifikasi 99,83 persen bukti energi merata
PLTMH ini menekan konsumsi solar sekitar 62.000 liter per tahun atau senilai Rp1,24 miliar.
Lebih lanjut, untuk proyek PLTMH Anggi Tahap I dan II di Pegunungan Arfak, Papua Barat, menjadi tonggak penting menuju kabupaten dengan pasokan listrik 100 persen dari energi baru terbarukan (EBT).
PLTMH Anggi Tahap I berkapasitas 1 x 150 kW telah beroperasi sejak Maret 2023 dan menjadi bagian dari program dedieselisasi, atau upaya mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Dengan tambahan kapasitas 2 x 250 kW di tahap II, pemakaian BBM untuk PLTD di wilayah Pegunungan Arfak dapat ditekan signifikan.
Baca juga: Kolaborasi PLN - KAI, Siap Elektrifikasi Jalur Kereta Indonesia
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di tempat terpisah menyatakan potensi penghematan BBM dari proyek itu mencapai Rp6,7 miliar per tahun.
Dari perhitungan PLN, proyek itu pula sudah menghemat sekitar Rp17 miliar sejak awal beroperasi hingga kini.
Selain itu, proyek ini juga mengintegrasikan sistem kelistrikan di Sururey, Demaisi, Taige, Catubouw, Menyambouw, Hink, dan Anggi Gida.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































