Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) secara resmi memperkenalkan Program Magang Berdampak 2025. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi besar dalam merealisasikan visi “Kampus Berdampak”.
Program ini dirancang untuk membuka akses bagi mahasiswa merasakan langsung pengalaman di dunia kerja, sekaligus diharapkan mampu melahirkan lulusan yang siap menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat. Peresmian ini juga menandai dimulainya tahap pelaksanaan program yang telah disiapkan sejak awal tahun 2025.
Program ini hadir sebagai respons atas tuntutan reformasi pendidikan yang menghendaki mahasiswa tak hanya belajar di ruang kelas dan memahami teori, tetapi juga aktif terlibat dalam praktik nyata.
Lalu, apa sebenarnya makna dari program ini? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan lengkap berikut yang dirangkum dari laman resmi Kemendiktisaintek serta berbagai sumber relevan lainnya.
Baca juga: Kemdiktisaintek perkuat kapasitas lulusan lewat Magang Berdampak
Mengenal Program Magang Berdampak 2025
Program Magang Berdampak 2025 merupakan kelanjutan dari inisiatif Magang Kampus Merdeka yang telah lebih dulu dijalankan pemerintah. Menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari berbagai program yang pernah dilaksanakan dalam Magang Kampus Merdeka, kegiatan maganglah yang memberikan dampak paling nyata.
“Dari program Magang Kampus Merdeka sebelumnya ada beberapa program. Setelah kami evaluasi yang paling berdampak itu dan secara angka-angka bisa kita lihat secara nyata adalah program magang sehingga program magangnya ini kami teruskan,” Katanya di Jakarta, Senin (16/6).
Program ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan bertujuan untuk mempersempit jarak antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
Berbeda dengan magang biasa, konsep “berdampak” yang diusung dalam program ini menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam proyek-proyek nyata yang relevan dengan dunia kerja, bukan sekadar menjalankan tugas administratif.
Lebih dari sekadar praktik kerja, program ini juga menjadi program yang menjembatani kesenjangan antara pendidikan tinggi dan dunia industri. Data menunjukkan bahwa sekitar 33 persen peserta berasal dari keluarga kurang mampu, sementara 12,44 persen lainnya berasal dari keluarga dengan latar belakang pendidikan orang tua yang tidak tamat sekolah dasar.
Program ini merupakan hasil evaluasi menyeluruh dari pelaksanaan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), yang selama ini telah terbukti membawa pengaruh positif bagi pengembangan kompetensi mahasiswa.
Melalui peluncuran Program Magang Berdampak 2025, Kemendiktisaintek berharap bisa memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, sektor industri, dan masyarakat.
Lebih dari sekadar menyiapkan lulusan yang siap masuk dunia kerja, program ini diharapkan dapat mencetak generasi yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya serta mendukung pembangunan nasional.
Baca juga: Cara daftar magang Pertamina Hulu Rokan 2025 dan jadwal seleksinya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.