Surabaya (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya memantau kondisi kesehatan jamaah haji sejak berangkat dari Bandara Jeddah Arab Saudi hingga tiba di Tanah Air untuk memastikan kondisinya tetap prima sampai rumah.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya Rosidi Roslan menjelaskan jamaah haji diwajibkan menyampaikan keluhan-keluhan atau gejala yang dialami melalui aplikasi "Satu Sehat Health Pass" (SSHP) jelang keberangkatan di Bandara Jeddah Arab Saudi.
"Sesampainya di Tanah Air, jamaah juga kembali mengisi aplikasi SSHP untuk menyampaikan perkembangan kesehatannya," katanya saat dikonfirmasi usai menyambut kedatangan jamaah haji kelompok terbang (Kloter) 1 di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Kamis.
Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya ini menambahkan, jamaah haji juga dipantau suhu tubuhnya melalui alat skrining yang terpasang di Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Alat skrining juga terpasang di Asrama Haji Debarkasi Surabaya untuk kembali memantau suhu tubuh jamaah.
"Bukan karena ada kasus COVID-19, tapi memang sudah menjadi salah satu tugas BBKK untuk melakukan pengawasan karantina di bandara maupun pelabuhan. Jadi kita berharap mudah-mudahan pelaku perjalanan tidak ada yang positif COVID-19. Kalaupun nanti ada problem, kita sudah siap menangani," ujarnya.
Baca juga: Jemaah haji Kloter 1 Debarkasi Makassar tiba malam hari
Baca juga: Kemenag Sumut: Kloter pertama Debarkasi Medan tiba pada 12 Juni 2025
Rosidi mengungkapkan, pemantauan suhu tubuh melalui alat skrining adalah cara efektif untuk mendeteksi jika ada pelaku perjalanan yang terinfeksi.
"Jika suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius kemungkinan terinfeksi. Biasanya kita juga lihat secara visual gejala-gejala yang kemungkinan ada," katanya.
Khusus untuk menyambut kedatangan jamaah haji, BBKK Surabaya menyiapkan sebanyak tujuh mobil ambulans untuk mewakili kegawatdaruratan di Bandara Internasional Juanda Surabaya, selain juga menyiagakan sebanyak 85 petugas medis.
"Dengan begitu tim kami sudah siap menangani jika ada jamaah haji yang mengalami gawat darurat," ucapnya.
Rosidi memastikan saat serah terima dari PPIH Debarkasi Surabaya ke kabupaten/ kota asal masing-masing jamaah, data-data kesehatan yang dikantongi BBKK Surabaya juga akan disampaikan.
"Sehingga tindak lanjut penanganan bagi jamaah yang mengalami gangguan kesehatan dapat ditangani oleh Puskesmas terdekat," katanya.
PPIH Debarkasi Surabaya dijadwalkan melayani pemulangan sebanyak 36.845 haji yang terbagi dalam 97 kloter hingga 11 Juli mendatang.
Sementara, sampai hari ini tercatat sebanyak 49 haji dari PPIH Debarkasi Surabaya meninggal dunia, yang rata-rata disebabkan menderita penyakit jantung, paru-paru dan diabetes. Empat haji di antaranya meninggal dunia jelang keberangkatan menuju ke Tanah Suci, serta mayoritas sebanyak 45 haji meninggal dunia di Tanah Suci.
Baca juga: Tiga haji asal Sumatera Utara masih dirawat di Tanah Suci
Baca juga: Kemenhub: Ketepatan waktu kepulangan haji di Surabaya 100 persen
Baca juga: Kemenag nilai istitoah kesehatan berhasil tekan angka kematian
Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nashrullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025