Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) memproyeksikan permintaan listrik akan naik menjadi 511 terawatt hour (TWh) pada 2034 dari tahun 2024 yang tercatat 306 TWh.
“Pada tahun 2034 akan naik menjadi 511 TWh. Peningkatan tersebut sudah mempertimbangkan permintaan tambahan dari pertumbuhan ekonomi yang dibidik mencapai 8 persen,” ucap Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam acara Diseminasi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, perhitungan peningkatan permintaan listrik tersebut berdasarkan lokasi, waktu, dan kapasitas di seluruh Indonesia.
Baca juga: ESDM tunggu Kemenko Perekonomian soal diskon tarif listrik 50 persen
Darmawan memperhitungkan peningkatan permintaan organik, peningkatan permintaan dari program hilirisasi sawit, hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), data center, kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KI/KEK), maritim, akselerasi kendaraan listrik (EV), penggunaan kompor listrik, dan permintaan-permintaan lainnya.
“Penggunaan AI (artificial intelligence/akal imitasi) untuk bertanya atau apa pun kegiatan masyarakat, di sana ada computing power. Ini membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang sangat intensif, dan juga air sebagai pendingin karena akan menimbulkan panas,” ucap Darmawan.
Oleh karena itu, ia menyampaikan bukan tidak mungkin permintaan listrik bisa melonjak seiring dengan pemanfaatan AI dan pusat data (data center).
Baca juga: ESDM siapkan program Listrik Desa untuk alirkan listrik ke 780 ribu RT
Melalui paparannya, Darmawan merinci pemetaan potensi permintaan listrik pada tahun 2034. Untuk kawasan Jawa-Bali, kebutuhan listrik secara organik sebesar 293 TWh, untuk KI/KEK dan data center sebesar 28 TWh; dan untuk kendaraan listrik dan kompor listrik sebesar 1,7 TWh.
Kemudian, untuk pulau Sumatera, kebutuhan listrik organik mencapai 73 TWh; hilirisasi sawit sebesar 4 TWh; untuk kendaraan listrik dan kompor listrik sebesar 0,2 TWh; serta untuk KI/KEK dan data center sebesar 17 TWh.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025