Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menyebut di Indonesia, rata-rata masyarakat di Indonesia hanya membaca enam buku per tahun, dengan waktu yang dihabiskan hanya 129 jam per tahun, yang artinya budaya baca warga di tanah air masih sangat rendah.
"Ketika berbicara tentang buku, yang dibaca per tahun itu hanya enam buku, berarti memang budaya baca kita masih sangat rendah. Kalau setahun ada 365 hari, maka hanya 5,9 hari. Dari data yang kemarin kita disodori, ternyata hanya 129 jam kita habiskan selama satu tahun untuk membaca buku," katanya dalam webinar Kebangsaan dan Bung Hatta menyalakan Obor Literasi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Aminudin menjelaskan, kebiasaan menghabiskan waktu membaca tersebut memang di luar yang dihabiskan untuk membaca media sosial, berita, atau kitab suci. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, data tersebut cukup mengkhawatirkan.
Baca juga: KKN Tematik Literasi libatkan 15 ribu mahasiswa bangun budaya baca
Untuk mengatasi hal tersebut, Perpusnas telah menjalankan program distribusi 1.000 buku untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga pemasyarakatan, hingga komunitas-komunitas literasi yang ada di daerah. Program tersebut tidak hanya menyebarkan buku, tetapi juga mengawal agar buku-buku yang didistribusikan sesuai dengan minat anak-anak.
"Anak-anak itu bukan tidak senang membaca buku, melainkan tidak sesuai dengan minat atau usianya, masa' anak-anak sekolah diberi buku tentang budidaya lele? Tentu saja selain mereka tidak minat untuk membacanya, juga tidak sesuai dengan usianya. Jadi, waktu saya ke Kalimantan misalnya, terbukti kalau buku itu diberi sesuai minatnya, maka budaya baca akan naik, mereka saling berebut untuk membaca," ujar dia.
Baca juga: Mendikdasmen: Budaya baca tingkatkan literasi untuk bangun peradaban
Selain mendistribusikan buku, Perpusnas juga tengah menjalankan program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) yang kini sedang berjalan di 180 kabupaten/kota, dan ke depan akan diperbanyak ke seluruh wilayah Indonesia.
Untuk menumbuhkan budaya membaca masyarakat, Perpusnas juga menggalakkan gerakan Sepekan Satu Buku bagi siswa SMP dan SMA untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia yang pada tahun 2024 masih termasuk dalam kategori sedang, yakni 73,52.
Kompetisi naskah dan video resensi dari gerakan Sepekan Satu Buku masih akan berlangsung hingga 31 Oktober 2025. Perpusnas akan memberikan hadiah dengan total Rp85 juta untuk 10 siswa dan empat sekolah teraktif. Naskah resensi terpilih juga akan dipublikasikan dalam buku antologi resensi.
Baca juga: Anggota DPR minta orang tua tumbuhkan semangat baca pada anak
Baca juga: Melugaskan literasi dengan membiasakan membaca sebelum pelajaran
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.