Perpusnas ajak teladani Bung Hatta untuk hidupkan budaya membaca

1 month ago 13
Bung Hatta adalah pemikir yang cerdas, penulis yang kreatif dan produktif

Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E. Aminudin Aziz mengajak masyarakat meneladani semangat Proklamator Indonesia Mohammad Hatta atau Bung Hatta untuk menghidupkan budaya membaca guna meningkatkan indeks literasi di Indonesia.

"Bung Hatta adalah pemikir yang cerdas, penulis yang kreatif dan produktif. Hal ini menunjukkan tingkat literasi tertinggi. Beliau bukan hanya membaca dan berpikir, tetapi juga mengkreasi sesuatu," ujar Aminudin dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Aminudin menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Pekan Literasi Bung Hatta di Sumatera Barat pada Rabu (13/8). Ia mengemukakan pentingnya generasi muda terus menyalakan semangat membaca dan menulis yang diwariskan Bung Hatta, mengingat budaya membaca di Indonesia masih rendah dengan rata-rata membaca hanya 129 jam per tahun atau setara 5,91 buku.

Baca juga: Menbud kunjungi rumah Bung Hatta dan bahas hibah barang bersejarah

Untuk menjawab tantangan tersebut, Perpusnas bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menjalankan program bantuan Bahan Bacaan Bermutu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi, dan Relawan Literasi Masyarakat (Relima). Program-program tersebut fokus pada penguatan literasi di 1.000 desa pada 13 provinsi dengan tingkat literasi rendah yang melibatkan 22 perguruan tinggi negeri.

Ia menceritakan pengalamannya saat meninjau langsung program tersebut di Kalimantan Tengah karena ingin melihat para mahasiswa bekerja untuk membangun literasi dari desa.

"Saya ingin mencari fakta yang sebenarnya, apakah masyarakat desa merasa beruntung dengan kehadiran mahasiswa dan kehadiran buku itu? Maka, saya berdialog langsung dengan kepala desa dan lurah. Saya mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh dinas perpustakaan di provinsi, kabupaten dan kota, yang bersedia menjadi wadah dan sasaran KKN Tematik Literasi dan Relima," tuturnya.

Baca juga: Bukittinggi Orchestra meriahkan puncak perayaan 123 tahun Bung Hatta

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menegaskan perlunya penguatan visi kebangsaan di kalangan generasi muda.

“Kalau generasi muda tidak peduli sejarah, jangan harap mereka menjaga warisan budaya,” ujarnya.

Menurut Mahyeldi, pemutusan hubungan dengan masa lalu berpotensi melemahkan nasionalisme, sehingga seluruh pihak perlu mendorong penguatan keberagaman sebagai fondasi karakter kebangsaan.

Sedangkan Wakil Wali Kota Bukittinggi Ibnu Azis menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menghidupkan budaya literasi, khususnya di tanah kelahiran Bung Hatta.

Baca juga: Mensesneg-Dasco silaturahmi ke kediaman Bung Hatta jelang HUT Ke-80 RI

“Kita adalah anak-anak generasi tanah kelahiran Bung Hatta. Maka, sudah sepatutnya kita menjadi garda terdepan dalam menyemai literasi," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Hatta, Halida Nuriah Hatta, mengatakan perlunya menghidupkan kembali semangat literasi dan karakter bangsa yang diwariskan Bung Hatta. Pada masa kini, hal tersebut dapat menjadi jawaban atas tantangan krisis integritas hingga lemahnya jati diri nasional.

"Membaca membuka jendela dunia, memperluas jiwa dan hati, serta membentuk idealisme demi memperbaiki kualitas hidup bangsa," ujar Halida.

Halida mengajak generasi muda untuk meneladani Bung Hatta yang berpikir strategis, kritis, dan gemar membaca. Dengan literasi sebagai obor penerang, ia optimis Indonesia dapat menjadi bangsa yang merdeka, adil, dan makmur.

Baca juga: Kemenkop dan Yayasan Hatta akan bangun Sekolah Pemikiran Bung Hatta

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |