Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial terus memperkuat layanan bagi 12 kelompok penerima atensi sosial atau yang sering disebut dengan 12 PAS dan Sekolah Rakyat untuk memuliakan kelompok rentan.
Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Kamis, Kemensos juga tengah menyiapkan pendirian Sekolah Rakyat sebagai tindak lanjut atas perintah Presiden untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
"Dua upaya di atas adalah upaya Kemensos memuliakan kelompok rentan," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf
Mensos menegaskan layanan yang diberikan kepada 12 PAS tidak hanya mencakup perlindungan dan rehabilitasi sosial, tetapi juga pemberdayaan sosial agar mereka bisa naik kelas.
Semua layanan ini diberikan secara gratis dan tidak terdampak efisiensi anggaran.
“Tidak ada yang dikurangi, tetap seperti biasanya. Bahkan malah ditambah layanan seperti sekarang ini terapi,” kata Mensos.
12 PAS mencakup kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kesejahteraan sosial yang terdiri atas anak-anak rentan, difabel, lansia terlantar, masyarakat berpendapatan rendah, korban bencana, mereka yang membutuhkan afirmasi khusus, warga binaan, korban kekerasan, korban NAPZA dan HIV/AIDS, masyarakat yang bermasalah sosial, dan perempuan rentan dan fakir miskin.
Baca juga: Kemensos RI salurkan Rp447 miliar untuk sejahterakan warga Bengkulu
Mensos mengatakan masyarakat yang masuk dalam kategori 12 PAS dapat mengakses layanan yang disediakan oleh sentra-sentra Kemensos yang tersebar di berbagai daerah.
“Ada yang residensial atau tinggal di sentra, ada juga yang kita datang ke rumahnya,” ujarnya.
Selain soal layanan, kemandirian juga menjadi perhatian serius Mensos, terutama bagi masyarakat penerima bantuan sosial.
Ia mengatakan penyaluran bantuan sosial adalah bentuk perlindungan sosial yang diberikan untuk memenuhi hak-hak dasar seperti akses pada pangan dan kesehatan.
Namun, bantuan ini tentu terbatas. Oleh karena itu, Kemensos akan melakukan evaluasi dan mendorong graduasi keluarga penerima manfaat dengan program pemberdayaan.
“Setiap tahun ada yang kita dorong untuk bisa graduasi, pindah ke program pemberdayaan. Jadi mereka tidak merasa nyaman dengan pemberian bantuan,” ujar Mensos.
Baca juga: Sekolah Rakyat, saatnya orang miskin bangkit menuju Indonesia Emas
Baca juga: Mensos upayakan Sekolah Rakyat siap beroperasi tahun ini
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025