Penjualan mobil listrik di AS diprediksi anjlok 60 persen pada Oktober

9 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Penjualan mobil listrik (EV) di Amerika Serikat (AS) diperkirakan turun drastis setelah berakhirnya subsidi pemerintah sebesar 7.500 dolar AS (Rp124,5 juta). Tanpa insentif ini, harga EV menjadi jauh kurang menarik bagi konsumen.

Menurut riset J.D. Power bersama GlobalData, dilansir laman Carscoops, Selasa, penjualan ritel EV pada Oktober 2025 diperkirakan hanya mencapai 54.673 unit, turun 43,1 persen dibanding Oktober 2024 (96.085 unit). Pangsa pasarnya juga anjlok dari 8,5 persen menjadi 5,2 persen.

Jika dibandingkan September 2025, penurunan ini jauh lebih tajam. Bulan lalu EV mencatat rekor dengan 12,9 persen pangsa pasar atau 136.211 unit. Artinya, penjualan Oktober bisa turun hampir 60 persen hanya dalam sebulan.

Baca juga: Penjualan mobil listrik Volvo anjlok karena keterlambatan model baru

“Industri otomotif sedang mengalami penyesuaian besar di segmen kendaraan listrik. Koreksi pasar ini menunjukkan bahwa konsumen masih ingin punya pilihan jenis mesin yang beragam,” kata analis J.D. Power, Tyson Jominy.

Beberapa produsen seperti Hyundai, GM, dan Tesla berupaya menekan dampak hilangnya subsidi, misalnya dengan memangkas harga atau meluncurkan model yang lebih murah.

Tanpa langkah itu, penurunan penjualan kemungkinan akan lebih parah. Meski begitu, para eksekutif otomotif tetap optimistis pasar EV akan stabil dan tumbuh kembali seiring waktu.

Baca juga: Nissan akan luncurkan Leaf EV baru di Jepang, harap dongkrak penjualan

Penelitian juga menemukan bahwa harga rata-rata mobil baru naik menjadi sekitar 46.057 dolar AS (Rp764,8 juta), atau 1.000 dolar lebih tinggi dari tahun lalu. Rata-rata insentif per kendaraan turun menjadi 2.674 dolar AS atau Rp44,4 juta (sekitar lima persen dari harga jual).

Penurunan insentif ini terutama karena berkurangnya penjualan EV yang biasanya mendapat potongan lebih besar.

Diskon rata-rata EV mencapai 13.161 dolar AS (Rp218,5 juta) karena produsen mencoba menggantikan hilangnya kredit pajak, sedangkan diskon mobil non-EV turun ke 2.423 dolar AS (Rp40,2 juta), yang justru membantu meningkatkan keuntungan meski permintaan EV melemah. 

Baca juga: Mobil listrik laris manis di India, penjualannya naik dua kali lipat

Baca juga: Penjualan mobil listrik melonjak jelang insentif pajak di AS berakhir

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |