Pengamat sebut kembalinya Shin Tae-yong latih timnas bukan jadi solusi

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pengamat sepak bola Indonesia Akmal Marhali menyebut kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk melatih timnas Indonesia sepeninggal Patrick Kluivert bukan menjadi solusi.

Saat ini publik banyak menyebut nama STY yang pernah melatih timnas Indonesia selama lima tahun itu, namun kata Akmal, kembalinya pelatih asal Korea Selatan itu bisa saja malah menjadi masalah.

"Saya berbeda dengan Bang Andre (Rosiade) soal mengembalikan STY. Kembalinya STY menurut saya dengan situasi yang saat ini lagi rame, di mana terlalu masifnya penggemar STY untuk mendorong STY, saya pikir bukan solusi," kata Akmal saat ditemui awak media setelah acara diskusi timnas Indonesia bersama Andre Rosiade yang merupakan rangkaian acara Media Cup 2025 di Pendekar Goozone Mini Socces Cibis, Jakarta Selatan, Selasa.

"Bahkan akan jadi masalah walaupun misalnya para Exco menginginkan itu, tapi kan dia akan jadi nantinya kalau kemudian gagal, nama dia yang sudah bagus di Indonesia jadi jatuh," kata dia.

Saat ditanya bagaimana laju timnas Indonesia di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026, Akmal yang merupakan Koordinator Save Our Soccer itu tak merasa Indonesia secara prinsip gagal. Pasalnya, pencapaian Indonesia mencapai babak kualifikasi putaran keempat menurut Akmal adalah yang terbaik karena Indonesia tak pernah mencapai babak ini sebelumnya.

"Karena menurut saya, sebenarnya secara prinsip nggak gagal. Karena memang prestasi kita terbaik adalah round 4. Dengan dunia semua menyatakan bahwa Indonesia peluang lolos Piala Dunia hanya 5 persen. Artinya, mimpi kita 95 persen, realitas kita untuk lolos Piala Dunia hanya 5 persen. Jadi kan kita terlalu berharap terlalu tinggi," ucap Akmal.

Baca juga: Erick Thohir minta suporter untuk "move on" dari Kluivert dan Shin Tae-yong

Ia kemudian ditanya seperti apa kriteria pelatih timnas Indonesia selanjutnya. Menurut dia, pelatih tim Garuda sebaiknya bukan yang punya nama besar, namun mereka yang memiliki "hoki".

"Kalau saya kan tadi saya bilang bahwa cari pelatih yang bukan punya nama besar, bukan karena gaji besar, bukan karena kedekatan, tapi pilih pelatih yang punya hoki. Yang punya hoki untuk membawa Indonesia berprestasi. Kan tidak semua pelatih nama besar kemudian punya hoki juga. Hoki ini penting," ungkap dia.

Kriteria selanjutnya menurut Akmal adalah pelatih tim Garuda berikutnya harus tinggal di Indonesia. Menurut Akmal, hal ini agar pelatih terkait memahami budaya dan juga perkembangan pemain-pemain di Indonesia.

"Dan harus bekerja 24 jam untuk sepak bola Indonesia. Tidak ada lagi pelatih tim nasional Indonesia tinggalnya di negara lain. Nah, itu penting. Kenapa? Karena dia juga harus memantau pemain-pemain Indonesia yang main di kompetisi kita," kata Akmal.

"Yang berikutnya adalah, ya itu tadi saya harapkan, kalau pelatih asing yang menjadi pelatih tim nasional Indonesia harus punya asisten orang Indonesia juga. Sehingga dia bisa jadi penghubung ketika tim nasional berkumpul antara pemain Indonesia dengan pelatih kepala yang mungkin bahasanya berbeda. Atau yang kedua, setidaknya ketika pelatih lagi ada tugas di tempat lain, dia bisa setiap saat memantau liga kita yang sedang bergulir saat ini," kata dia.

Sementara itu, sejauh ini belum ada tanda-tanda PSSI akan mengumumkan pelatih tim Garuda yang baru. Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan pihaknya hanya memastikan akan mengumumkan pelatih baru sebelum FIFA Match Day bulan Maret 2026.

Baca juga: Erick Thohir sebut PSSI tidak tergesa-gesa tunjuk pelatih baru timnas

Baca juga: PSSI akan putuskan pelatih baru timnas untuk FIFA Match Day Maret 2026

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |