Pengamat: Indo Defence momen bangun koneksi industri pertahanan

1 day ago 4
“Keberadaan pameran seperti ini menjadi penting, yang kedua, tentu saja ada ruang yang bisa dilakukan untuk kemudian kita membuka dan membangun kerja sama. Baik itu dari sisi B2B (business to business), perusahaan-perusahaan, maupun juga yang lain,”

Jakarta (ANTARA) - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai pelaksanaan Indo Defence 2025 harus dimanfaatkan Kementerian Pertahanan untuk membangun koneksi dalam rangka memasarkan produk pertahanan buatan Indonesia.

“Keberadaan pameran seperti ini menjadi penting, yang kedua, tentu saja ada ruang yang bisa dilakukan untuk kemudian kita membuka dan membangun kerja sama. Baik itu dari sisi B2B (business to business), perusahaan-perusahaan, maupun juga yang lain,” kata Anton dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Anton mengatakan Indo Defence merupakan ajang bertemunya potensial buyer dengan produsen. Meski Indonesia belum menjadi pemain utama, tapi Indonesia juga adalah salah satu produsen alat utama sistem senjata (alutsista).

Indo Defence juga diharapkan bisa mendorong industri hankam Indonesia itu bisa menjadi bagian dari rantai pasok alutsista dunia. Ia menekankan pemerintah beserta stakeholder terkait dapat memanfaatkan Indo Defence secara semaksimal untuk membangun relasi dan koneksi,

“Sekaligus juga tentu saja membuka ruang, membuka akses sehingga niatan untuk perusahaan Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok penyedia alutsisa di global itu bisa terwujud,” tuturnya.

Sejumlah Alutsista buatan Indonesia telah banyak digunakan di mancanegara, antara lain Pistol G2 Elite atau Combat yang menggunakan peluru kaliber 9 mm dengan kapasitas 15 peluru dan jarak tembak efektif sampai 25 meter.

Baca juga: Legislator: Indo Defence momentum Indonesia berdikari dalam pertahanan

Baca juga: Menkeu: Indo Defence Expo & Forum dorong pertahanan yang lebih tangguh

Sejak diluncurkan pada 2016 lalu, Pindad mengklaim sejumlah negara, antara lain Jordania dan beberapa negara di kawasan Asean telah memesan produknya.

Ada pula senapan sniper SPR 4 yang memiliki jarak tembak efektif mencapai 1.500 meter, serta senapan mesin SMS2 - V2, SM2-V1, SM3, dan SM5. Tak ketinggalan, Senapan Serbu (22) - 2V4 yang dipakai TNI memenangkan lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) juga menjadi produk Pindad yang telah mendunia.

Untuk kendaraan taktis, Indonesia juga boleh berbangga hati karena mobil amfibi Anoa 6x6 yang memiliki mesin disel 6 silinder telah digunakan pasukan perdamaian PBB. Tak hanya Anoa, PT Pindad juga memproduksi Komodo 4x4 dan panser yang diberi nama Badak Canon.

Dia juga mengatakan Indo Defence 2025 Expo & Forum yang berlangsung sejak tanggal 11 hingga 14 Juni 2025 tak sekedar menjadi ajang dagang , namun juga menjadi ajang mempelajari dinamika yang terjadi di dunia global.

“kita juga punya ruang untuk mempelajari dan melihat apa saja perkembangan yang sudah terjadi di luar sana, termasuk juga isu atau topik-topik apa saja yang kini menjadi concern. Jadi di ajang Indo Defense ini itu fungsi-fungsi tadi itu banyak yang bisa dieksplorasi,” lanjutnya.

Indo Defence 2025 Expo & Forum yang mengusung tema "Defence Partnerships for Global Peace & Stability" dibuka langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin memastikan event ini menjadi ajang strategis guna mempererat kerja sama bilateral maupun multilateral di sektor.

Setidaknya 9 Menteri Pertahanan, 7 Wakil Menteri Pertahanan, serta sepuluh panglima angkatan bersenjata dari berbagai negara telah dijadwalkan hadir Indo Defence 2025 Expo & Forum.

Tercatat 1.180 perusahaan dari 42 negara berpartisipasi memamerkan alutsista andalannya, termasuk dari Amerika Serikat dan Turki.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |