Yogyakarta (ANTARA) - Para peneliti dari Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan inovasi bernama Microforest sebagai solusi berbasis mikroalga yang dirancang untuk menyerap karbon dioksida secara efektif.
Teknologi ini dikembangkan dalam program Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perguruan Tinggi (PUIPT) Microalgae Biorefinery sebagai upaya mendukung industri dalam mengurangi emisi karbon.
Baca juga: Mahasiswa UGM eksplorasi "superfood" pencegah stunting dari mikroalga
"Saat ini, teknologi Microforest telah mendapat respons positif dari berbagai industri yang tengah berupaya menerapkan dekarbonisasi untuk memperkuat komitmen ESG (Environmental, Social, Governance) mereka," ujar salah satu peneliti PSE UGM, Dr Eko Agus Suyono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Dengan memanfaatkan sistem kultivasi mikroalga dalam photobioreactor, Microforest mampu menyerap hingga 37,6 kilogram karbon per tahun, setara dengan kemampuan empat pohon dewasa.
Menurut Eko, Microforest didesain tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis dilengkapi fitur-fitur, seperti layar indikator karbon dioksida yang terserap serta oksigen yang dihasilkan, sehingga dapat ditempatkan di dalam ruangan atau lobi gedung.
Keunggulan teknologi itu, jelas Eko, terletak pada kemampuannya menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen di lokasi yang tidak memungkinkan tanaman tumbuh serta tidak membutuhkan lahan luas.
"Hal ini menjadikan Microforest solusi ideal untuk mendukung sustainability," kata dia.
Dalam pengembangan teknologi tersebut, Tim peneliti UGM berkolaborasi dengan PT Enthalphy Environergy Consulting dan PT Algatech Nusantara.
Baca juga: Pertamina-IPB bersinergi kembangkan biogas mikroalga di NTB
Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan mikroalga jadi bahan alternatif minyak goreng
Salah satu perusahaan yang tertarik untuk menggunakan Microfest adalah PT Pertamina EP Cepu Regional 4 yang mengelola kegiatan eksplorasi Pertamina di wilayah Indonesia Timur.
Prof Ir Arief Budiman, peneliti lain di PSE UGM mengatakan kerja sama dengan PT Pertamina EP Cepu Regional 4 ini akan berlangsung selama dua tahun dengan dukungan operasional dari PT Algatech Nusantara.
Bersama peneliti lainnya, dia berharap dapat terus mengembangkan inovasi berbasis mikroalga agar semakin banyak industri yang dapat memanfaatkannya sebagai bagian dari strategi keberlanjutan dalam mendukung komitmen Indonesia bebas karbon di tahun 2060 mendatang.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025