Pendidikan lingkungan dini investasi bentuk generasi bijak sampah

4 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Pendidikan lingkungan sejak usia dini dinilai menjadi investasi penting untuk membangun kesadaran generasi muda terhadap pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

“Dengan menanamkan karakter bijak plastik sejak dini, anak-anak diajak memahami bahwa mereka bagian dari solusi besar ekonomi sirkular nasional,” kata Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Agus Rusly dalam kegiatan “Generasi #BijakPlastikSejakDini, Anak Hebat Peduli Lingkungan” yang digelar Mondelez Indonesia pekan lalu

Dalam keterangan resmi Mondelez pada Senin disebutkan bahwa edukasi lingkungan perlu menjadi bagian dari proses pembelajaran anak di sekolah agar kebiasaan memilah dan mengelola sampah tumbuh secara alami sejak dini.

Menurut dia, perubahan pola pikir terhadap sampah harus dimulai dari rumah dan lingkungan sekolah sebagai ruang belajar sosial anak.

Senada dengan Agus, Dr. Khamim yang mewakili Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menilai inisiatif tersebut sejalan dengan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, terutama pada pilar kebiasaan bermasyarakat.

“Setiap individu perlu diajarkan untuk tidak hanya peduli pada diri sendiri, tetapi juga terhadap kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Baca juga: Indonesia serukan ASEAN dukung kesepakatan global atasi polusi plastik

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program #BijakPlastikSejakDini yang telah dijalankan Mondelez sejak 2021. Program ini mengajak pelajar sekolah dasar membiasakan diri untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah plastik melalui kegiatan bank sampah di sekolah.

Hingga kini, inisiatif tersebut telah diterapkan di 12 sekolah mitra dengan melibatkan lebih dari 5.700 siswa. Melalui program tersebut, terkumpul 27,5 ton sampah plastik dan 56,7 ton berbagai jenis sampah lain yang berhasil dikelola.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup KLH Siti Mariam menyebut kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan dunia usaha menjadi kunci mengatasi persoalan sampah plastik. “Program seperti ini memperkuat upaya bersama dalam menumbuhkan kebiasaan bijak plastik yang berkelanjutan,” katanya.

Kepala SDN Pesanggrahan 09 Pagi Jakarta Selatan Yunita Monike Rahmi Siregar menuturkan perubahan perilaku siswa di sekolahnya terjadi secara bertahap melalui kegiatan bank sampah.

“Dengan dukungan guru dan orang tua, anak-anak mulai terbiasa memilah sampah dan menabung di bank sampah sekolah. Perubahan kecil ini kami harap bisa terbawa hingga mereka dewasa,” ujarnya.

Country Lead Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia Marfusita Hamburgiwati mengatakan, melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mendorong tumbuhnya karakter cinta lingkungan di kalangan generasi muda.

“Anak-anak adalah aset bangsa. Dengan menanamkan kebiasaan bijak plastik sejak dini, kita menyiapkan generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya,” ujarnya.

Baca juga: Bupati Banyuasin minta masyarakat kurangi penggunaan plastik
Baca juga: Peduli lingkungan, Menteri LH ajak siswa Sekolah Rakyat pakai tumbler

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |