Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berkomitmen menurunkan persentase stunting dengan mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (3B).
"Satgas Makan Bergizi Gratis juga terlibat untuk mengintervensi kasus stunting," kata Kepala Dinas Sosial NTB Nunung Triningsih saat ditemui di Mataram, Selasa.
Baca juga: Dua kabupaten di NTB masuk zona merah stunting
Survei Status Gizi Indonesia menyebut angka stunting di Nusa Tenggara Barat mencapai 29,8 persen pada 2024. Jumlah itu mengalami peningkatan 5,2 persen jika dibandingkan angka tahun 2023 yang hanya mencapai 24,6 persen.
Nusa Tenggara Barat menempati peringkat enam sebagai daerah dengan angka tengkes terbanyak secara nasional. Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur menyumbang jumlah kasus tertinggi yang masing-masing sebanyak 35,3 persen dan 33 persen.
Pemerintah NTB segera menggelar rapat koordinasi melibatkan berbagai pihak mulai dari Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) hingga BKKBN untuk menurunkan stunting.
Nunung mengatakan salah satu penyebab anak di bawah usia lima tahun tumbuh kerdil akibat maraknya kasus pernikahan anak yang terjadi terutama di Pulau Lombok.
Baca juga: NTB komitmen turunkan angka stunting hingga 14 persen
Baca juga: NTB berhasil turunkan angka stunting 13,78 persen
Pada 2024, jumlah perkawinan usia anak di Nusa Tenggara Barat mencapai 14,96 persen dan berada di posisi pertama secara nasional.
"Salah satu faktor (stunting) adalah perkawinan anak. Kalau kita melihat angka, kedua kabupaten itu juga termasuk tinggi," kata Nunung.
Lebih lanjut, ia menyampaikan langkah strategis menurunkan kasus stunting di Nusa Tenggara Barat mencakup pencegahan pernikahan usia anak dan memperkuat intervensi gizi serta kesehatan.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































