Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan memperbanyak bapak asuh untuk membantu menangani kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting).
"Untuk menangani kasus gangguan tumbuh kembang pada anak dan mewujudkan zero stunting di kota ini, perlu dukungan masyarakat sebagai bapak asuh anak dari keluarga miskin yang berpotensi stunting," kata Wakil Wali Kota Palembang Prima Salam, di Palembang, Sabtu.
Dia menjelaskan, hingga Oktober 2025 ini, pihaknya berhasil mengurangi kasus stunting meskipun jumlahnya masih relatif sedikit.
Berdasarkan data, angka kasus stunting di Kota Palembang menunjukkan penurunan, dari tahun sebelumnya 170 orang kini menjadi 160 kasus.
Baca juga: Kemendukbangga: Program MBG dapat menekan stunting
Penurunan ini diupayakan terus berlanjut sehingga semakin banyak anak-anak yang terhindar dari masalah stunting dan bisa segera diwujudkan Palembang bebas stunting, katanya.
Menurut dia, selain memperbanyak bapak asuh dengan melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), pihaknya menurunkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) secara intensif ke permukiman penduduk.
Petugas yang tergabung dalam TPPS didorong lebih gencar lagi turun ke kawasan permukiman hingga pelosok kelurahan dalam kota ini agar terjalin komunikasi yang baik antara petugas dan warga.
"Jalinan komunikasi yang baik antara petugas TPPS dengan masyarakat dapat membantu melacak kasus stunting di wilayah 107 kelurahan dalam wilayah 18 kecamatan," jelas Prima Salam.
Baca juga: BKKBN Babel-LazizMu kerja sama percepatan penanganan stunting
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































