Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjajaki potensi kerja sama "Sister City (Kota bersaudara)" dengan Kota Zhijiang, China untuk bertukar pengalaman, teknologi, dan budaya.
Bupati Batang Faiz Kurniawan di Batang, Kamis, mengatakan bahwa tujuannya meliputi peningkatan kerja sama industri ramah lingkungan, perdagangan, investasi, pendidikan, dan pariwisata serta mempererat hubungan antar-masyarakat dalam semangat persahabatan dan saling pengertian,
"Kesepahaman nanti akan disepakati penguatan perdagangan dan industri melalui Batang-Zhijiang agar mendorong masuknya investasi berkualitas. Hal itu akan menciptakan lapangan pekerjaan yang berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Pada rapat koordinasi dengan Kota Zhijiang melalui secara, ia mengatakan hari ini merupakan momen bersejarah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok yang telah diimplementasikan oleh Presiden Prabowo dengan Presiden Xin Jinping untuk saling mempererat persahabatan.
"Komitmen Pemkab Batang-Zhijiang ini, nantinya dapat memperkuat kolaborasi internasional di tingkat lokal," katanya.
Wali Kota Zhijiang Huang Fangshuai dalam rapat melalui daring mengatakan hari ini akan menjalankan semangat kerja sama pertemuan persahabatan Batang-Zhijiang dalam mengembangkan kerja sama Sister City.
"Hal ini menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok dalam upaya memperkuat kemitraan strategis komprehensif serta membangun komunitas dengan masa depan bersama yang berpengaruh secara regional dan global," katanya.
Sebagai tindak lanjut, kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Li Qiang ke Indonesia pada Mei 2025 menghasilkan empat nota kesepahaman dan delapan poin kerja sama strategis guna menciptakan kerja sama ekonomi dan perdagangan jangka panjang yang stabil, setara, dan saling menguntungkan.
"Salah satu kesepahaman penting adalah proyek Two Countries Twin Parks yang bertujuan mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang serupa dengan kawasan industri di China guna memperkuat konektivitas rantai pasok, menarik investasi berkualitas, dan menciptakan lapangan kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Ia menyebutkan dengan nilai investasi 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun – Rp1,7 triliun), pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 24,8 hektare dan ditargetkan mulai beroperasi pada April 2026 dan diproyeksikan menyerap lebih dari 3.500 tenaga kerja lokal.
"Kami sangat menunggu bulan Juli 2025 yang penuh semangat bertemu secara langsung untuk menandatangani kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Batang," katanya.
Baca juga: Melestarikan batik khas Batang
Baca juga: Menko Airlangga: MoU RI-China untuk kawasan industri di Batang dan Bintan
Baca juga: Pemkab Batang siapkan 117 ribu mangrove cegah abrasi
Pewarta: Kutnadi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025