Tanjungpinang (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melakukan penanaman 3.000 bibit lamun di kawasan perairan Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan pelayaran milik negara itu untuk menjaga kelestarian laut sekaligus mendukung agenda lingkungan berbasis Environmental, Social and Governance (ESG).
"Penanaman lamun dipilih sebagai langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon di lingkungan laut, area yang menjadi lokasi utama operasional kapal-kapal Pelni," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pelni Indonesia Anik Hidayati usai menanam lamun di Tanjungpinang, Jumat.
Baca juga: Jaga kelestarian laut, PIS tanam 3.000 bibit lamun
Menurut Anik, Pelni selama ini beroperasi di laut, sehingga sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memastikan ekosistem laut tetap terjaga.
Ia menyebut alasan menanam lamun, karena lamun atau seagrass punya kemampuan menyerap karbondioksida hingga 35 kali lebih besar dibanding tanaman hutan. Waktu pertumbuhan lamun yang relatif cepat juga menjadi pertimbangan.
“Lamun hanya butuh satu hingga dua tahun untuk tumbuh dewasa, sementara tanaman di hutan bisa memakan waktu hingga puluhan tahun. Jadi efektivitas lamun jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Anik menyampaikan Pulau Dompak menjadi salah satu lokasi yang tepat untuk pengembangan ekosistem lamun di Indonesia, karena berisiko mengalami abrasi dan masih memiliki potensi pertumbuhan lamun yang baik. Dompak menjadi lokasi yang memungkinkan untuk pemulihan lewat penanaman lamun.
Selain fungsi ekologis, kehadiran lamun memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat pesisir. Ekosistem lamun dikenal sebagai habitat penting bagi berbagai biota laut, termasuk ikan dan organisme yang menjadi sumber penghasilan nelayan.
“Dengan menanam lamun, kita membuka ruang bagi biota laut untuk berkembang biak. Ini memberikan efek jangka panjang pada keberlanjutan hasil laut, sehingga nelayan bisa terus menggantungkan hidup pada perikanan tanpa merusak ekosistem,” kata Anik.
Ia menegaskan konservasi lamun akan menjadi program utama Pelni dalam jangka panjang. Perusahaan berencana memperluas kegiatan serupa di lokasi-lokasi lain yang dinilai potensial.
Pelni akan bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memetakan wilayah lain yang cocok untuk konservasi lamun.
"Program ini akan menjadi bagian penting dari ESG Pelni ke depannya,” ucap Anik.
Baca juga: Bukit Asam kolaborasi dengan KTH tanam bibit lamun di Lampung
Baca juga: Unipa gagas penelitian mangrove dan lamun mitigasi perubahan iklim
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemerintah Kota Tanjungpinang Marzul Hendri mengapresiasi Pelni bersama-sama masyarakat menanam lamun, sebagai upaya mitigasi perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian alam pesisir, khususnya di Pulau Dompak.
Ia menyebut lamun memberi banyak manfaat bagi ekosistem pesisir, salah satunya meredam laju ombak guna mencegah terjadinya abrasi.
Ekosistem lamun berperan penting menjaga garis pantai dari perubahan iklim, serta menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi masyarakat pesisir.
"Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini, bermanfaat bagi kehidupan generasi penerus kedepannya," ucap Hendri.
Pewarta: Ogen
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































