PDI Perjuangan optimistis santri mampu jawab tantangan modernitas

4 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan optimistis santri mampu menjawab tantangan modernitas di tengah peringatan Hari Santri Nasional.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan santri dan dunia pesantren saat ini telah berkembang pesat meski masih kerap diasosiasikan kurang pergaulan dan berpandangan kolot.

"Banyak sekali pesantren yang telah berakselerasi dengan perkembangan zaman. Para santri dengan bimbingan kiai telah mampu menumbuhkan jiwa wirausaha," ucap Said dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur, mampu mendirikan jaringan toko ritel di 125 lokasi di Jawa dan Kalimantan. Konsep ritelnya menyerap produk produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal sehingga memberdayakan masyarakat sekitarnya.

Di Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, lanjut dia, para santri mendirikan Lirboyo Bakery, toko roti yang di produksi mereka sendiri, dengan memanfaatkan ceruk pasar dari para santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Lirboyo.

Selain usaha toko roti, disebutkan bahwa para santri juga memiliki usaha pengolahan sampah plastik dan depo air minum.

"Dua contoh tersebut hanya sedikit ulasan dari banyaknya kegiatan wirausaha di pesantren. Bila kita ulas satu per satu, akan sangat banyak sekali gambaran kegiatan usaha yang digawangi oleh para santri di pesantren," tuturnya.

Di pesantren, Said menuturkan santri tidak hanya dibekali ilmu agama, mereka juga dibekali berbagai keahlian lain, seperti ilmu komputer, bahasa asing selain bahasa Arab, menjahit, beternak, fotografi, serta jurnalisme.

Bertebarnya berbagai ceramah keagamaan oleh banyak ulama populer, seperti Gus Baha, Gus Muwafiq, dan Kiai Haji Anwar Zahid, kata dia, merupakan buah karya ketekunan para santri mengunggah konten-konten ceramah para kiainya di berbagai platform media sosial, sehingga berarti para santri juga bisa berakselerasi dengan kemajuan zaman.

Lebih dari itu, dia melanjutkan santri telah menjadi kekuatan diaspora dan menggeluti berbagai profesi tanpa kehilangan identitasnya sebagai santri.

Ia menyebutkan tidak ada satu pun partai politik, khususnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang tidak ada keterwakilan santri. Santri tidak hanya melakukan siyasah semata-mata dari partai politik berideologi Islam.

Dengan demikian, dikatakan bahwa banyak partai nasionalis yang juga menjadi ruang artikulasi para santri.

"Saya sendiri sebagai santri, namun sejak tahun 1988 sudah aktif di PDI dan tahun 1999 menjadi PDI Perjuangan," ungkap Said.

Selain itu, dia menambahkan diaspora santri ada di semua tempat dan berbagai organisasi profesi, baik pengacara, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), guru, dosen, tenaga medis, TNI, dan Polri, bahkan di antaranya memuncaki karir menjadi jenderal serta berbagai profesi lainnya.

Dalam kepemimpinan nasional, sambung dia, santri juga sudah teruji. Presiden Ke-4 RI Kiai Haji Abdurahman Wahid atau Gus Dur sejak kecil hidup dalam komunitas pesantren.

Menurutnya, berbagai pikiran Gus Dur berdialektika dengan filsafat barat dengan jaringan yang begitu luas di timur tengah hingga ke Eropa. Gus Dur menjadi contoh nyata santri bisa menjadi pemimpin nasional dan pemimpin kultural kelas dunia.

Maka dari itu, Said menilai santri merupakan jati diri yang terbuka serta entitas yang bisa sangat kosmopolit dalam berfikir dan bertindak.

Santri, lanjut dia, bisa menjadi jangkar perdamaian, menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin, serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh sebab itu menjaga diri sebagai santri merupakan tanggung jawab yang besar.

"Di pundaknya orang mempersepsikan perwajahan tentang Islam sehingga harus selalu mawas dan koreksi diri," tambahnya.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |