Menteri PPPA fokus petakan penyebab tingginya kekerasan perempuan dan anak

4 days ago 6

Cirebon (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menegaskan pihaknya tengah fokus memetakan faktor utama penyebab masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Menurut Arifah, langkah pemetaan ini menjadi pekerjaan rumah besar Kementerian PPPA untuk menemukan akar masalah sebelum menentukan strategi intervensi yang lebih efektif di lapangan.

“Kami sedang melakukan analisa internal, ada lima hal yang menjadi faktor penyebab utama kekerasan terhadap perempuan dan anak,” katanya di Cirebon, Jawa Barat, Rabu.

Ia menjelaskan faktor pertama yang berkontribusi besar adalah kondisi ekonomi keluarga. Kemudian disusul pola asuh yang tidak tepat, penggunaan gawai dan media sosial, lingkungan sosial yang tidak aman, serta pernikahan usia anak.

Selain lima faktor tersebut, Arifah menilai masih banyak penyebab lain yang saling berkaitan dan memerlukan perhatian lintas sektor agar penanganannya tidak parsial.

Oleh karena itu Kementerian PPPA mulai memperluas kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, serta menggandeng partisipasi masyarakat dalam pencegahan kekerasan.

“Ayo kita selesaikan bersama-sama. Intinya adalah penguatan keluarga, dan keluarga itu dimulai dari perempuan. Kalau perempuannya kuat, keluarganya juga akan lebih kuat,” ujarnya.

Baca juga: KPPPA: Kekerasan gender rentan terjadi saat darurat setelah bencana

Arifah mengakui angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan masih cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian PPPA, jumlah kasus dari Januari hingga Juni 2025 tercatat mencapai 11.835 laporan.

“Sedangkan dari Juni sampai Oktober sudah mencapai sekitar 24 ribu kasus. Jadi dalam tiga bulan terakhir saja asa sekitar 12 ribu kasus,” katanya.

Hal tersebut, lanjut dia, menjadi perhatian serius pemerintah karena menunjukkan adanya dinamika sosial dan ekonomi yang turut memperburuk kondisi perlindungan terhadap perempuan serta anak.

Ia menekankan pentingnya sinergisitas antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam memperkuat sistem pencegahan serta pendampingan korban.

“Yang penting kita jaga anak-anak kita, kita jaga perempuan-perempuan kita, dan kita jaga keluarga kita. Semua pihak harus bergandengan tangan,” ujarnya.

Terkait target ke depan, Arifah menyatakan Kementerian PPPA tidak ingin hanya menurunkan angka kekerasan secara statistik, tetapi berupaya menciptakan kondisi sosial di mana tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kalau bisa, tidak ada lagi kekerasan baik terhadap perempuan maupun anak. Itu yang menjadi cita-cita kami bersama,” ucap dia.

Baca juga: Menteri Arifah kecam kekerasan seksual anak oleh oknum Brimob di Ambon
Baca juga: KemenPPPA kawal penanganan kasus tewasnya terapis spa usia anak Jaksel

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |