Menteri ESDM alihkan jatah ekspor gas untuk domestik akibat defisit

2 weeks ago 7
Maka sebagian yang jatahnya harus diekspor, kami untuk sementara memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri

Senipah, Kalimantan Timur (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengalihkan jatah ekspor gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagai respons dari defisit gas bumi yang diprediksi akan terjadi pada periode 2025–2035.

“Maka sebagian yang jatahnya harus diekspor, kami untuk sementara memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri,” ucap Bahlil ketika ditemui dalam kunjungan kerjanya di Senipah, Kalimantan Timur, Rabu.

Mengutamakan pemenuhan kebutuhan gas bumi di dalam negeri merupakan upaya pemerintah untuk mencegah impor.

Bahlil bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan SKK Migas berusaha agar Indonesia tidak perlu mengimpor gas bumi, namun bila kondisi memaksa Indonesia untuk mengimpor, maka ia akan menyampaikannya secara resmi.

Tahun yang Bahlil prediksi akan menjadi tahun terberat untuk gas bumi dalam negeri adalah 2026.

“2026–2027 saya pikir mulai lifting gas kita, produksi kita mulai naik. 2026 saya pikir tahun yang ujian,” ucap Bahlil.

Bahlil menjelaskan defisit gas bumi disebabkan oleh perencanaan sebelumnya yang meleset dalam menghitung konsumsi gas bumi di dalam negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arief Setiawan Handoko mengungkapkan faktor utama penurunan keseimbangan pasokan gas bumi nasional yang diprediksi akan terjadi pada periode 2025–2035.

“Kondisi defisit ini sudah terjadi sejak 2025 dan ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Senin (28/4).

Lebih lanjut, Arief mengatakan pada periode tersebut, diperkirakan penurunan akan terjadi di beberapa daerah yaitu Sumatera Utara, Sumatera bagian selatan, Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ia melanjutkan, defisit pasokan gas terutama di Sumatera bagian selatan hingga Jawa Barat sudah terjadi sejak tahun ini, yakni sebesar 177 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd), dan angka penurunan pasokan diprediksi mencapai 513 mmscfd pada 2035.

Sementara itu, di Sumatera bagian utara, defisit pasokan gas diperkirakan mulai tahun 2028 hingga 2035.

Dengan tren penurunan dan natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan baru, Arief mengatakan penting untuk memiliki pasokan gas bumi yang berasal dari hasil regasifikasi LNG domestik.

Baca juga: PGN ungkap faktor defisit gas bumi yang diprediksi terjadi 2025-2035

Baca juga: Dirjen Migas sebut pemerintah manfaatkan LNG penuhi kebutuhan gas bumi

Baca juga: PGN jaga kinerja operasional dan ketahanan energi pada kuartal I 2025

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |