Menteri Bahlil sebut 18 proyek hilirisasi tinggal eksekusi

2 hours ago 2
Harus ada lingkungan yang memadai. Hal-hal ini yang menjadi fokus kami di ESDM

Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan 18 proyek hilirisasi yang diajukan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sudah melalui tahap studi kelayakan (feasibility study/FS) dan tinggal eksekusi.

“Pra-FSnya sudah, sekarang FS sudah putus di atas, sekarang tinggal eksekusi,” ucap Bahlil dalam paparannya di Jakarta, Selasa.

Sekitar 75 persen dari 18 proyek tersebut, lanjut dia, merupakan proyek hilirisasi di sektor energi dan sumber daya mineral.

Bahlil menyampaikan hilirisasi merupakan pemantik pertumbuhan ekonomi dan harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan.

“Harus ada lingkungan yang memadai. Hal-hal ini yang menjadi fokus kami di ESDM,” ucapnya.

Menurut dia, tanpa hilirisasi dan industrialisasi, Indonesia akan terjebak sebagai negara berkembang. Menurut Bahlil, tidak ada negara berkembang yang menjadi negara maju tanpa melakukan industrialisasi dan hilirisasi dari sumber daya alamnya.

“Kalau tidak (hilirisasi), kita menjadi negara kutukan sumber daya alam,” kata dia.

Ia mencontohkan ketika Indonesia mengekspor nikel pada 2017–2018, nilai ekspornya hanya menyentuh angka 3,3 miliar dolar AS. Setelah Indonesia melarang ekspor nikel pada 2020 untuk melakukan hilirisasi, nilai ekspor produk turunan nikel pun meningkat.

“Pada 2023–2024, begitu kita membangun hilirisasi, itu ekspor kita sudah mencapai 34 miliar dolar AS,” ucapnya.

Bahlil juga merasa kehadiran Danantara sebagai badan pengelola investasi membantu kelancaran pembiayaan-pembiayaan proyek hilirisasi yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

“Alhamdulillah Pak Presiden Prabowo Subianto punya komitmen untuk membangun Danantara. Sekarang, semuanya dibiayai oleh Danantara,” kata Bahlil.

Sebelumnya, dalam acara bertajuk, “Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional”, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyerahkan daftar 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Sebanyak ‎18 proyek hilirisasi itu terdiri atas delapan proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, dua proyek transisi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, dan tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.

Adapun salah satu prioritas pengerjaan studi kelayakan proyek hilirisasi ini yaitu terkait dimethyl ether (DME), karena dinilai ada kebutuhan bagi Indonesia untuk mengurangi impor LPG.

Baca juga: Menteri Bahlil belum terinfo Dedi Mulyadi hentikan 26 tambang di Jabar

Baca juga: Menteri Bahlil beri relaksasi ekspor konsentrat Amman hingga 6 bulan

Baca juga: Menteri Bahlil tepis kekhawatiran minyak goreng langka karena B50

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |