Mentan sebut Yordania siap bersinergi dalam budi daya gandum di RI

1 day ago 6
Ini sangat bagus dan kami (akan) undang khusus ahli-ahli dari sana (Yordania). Kemudian kita tukar informasi, tukar teknologi (untuk budi daya gandum)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, pemerintah Yordania siap mendukung Indonesia dalam pengembangan budi daya gandum melalui kerja sama bilateral untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Mentan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya akan mencoba mengembangkan produksi gandum di Indonesia dengan bantuan ahli dari Yordania.

“Ini sangat bagus dan kami (akan) undang khusus ahli-ahli dari sana (Yordania). Kemudian kita tukar informasi, tukar teknologi (untuk budi daya gandum)," kata Mentan.

Mentan mengatakan hal itu ketika menyampaikan hasil pertemuan bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Hasyimiyah Yordania.

Indonesia dan Yordania sebelumnya telah menjalin kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania Khaled Al Henefat.

Penandatanganan yang dilaksanakan pada Senin (14/4) itu disaksikan langsung Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein di Istana Al Husseiniya, Amman, Yordania.

Amran menyoroti keunggulan sistem pengelolaan air di Yordania yang mampu menciptakan produktivitas tinggi meski memiliki keterbatasan air, sehingga akan menjadi fokus utama kerja sama antarkedua negara.

"Ini terobosan baru untuk gandum. Ini kita akan mencoba, kami sudah mengecek kecocokan agroklimat di seluruh Indonesia. Kemudian mencari bibit unggul yang bisa kita kembangkan di Indonesia,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Menteri Pertanian Yordania direncanakan akan berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertukaran informasi dan teknologi terkait pengelolaan air dan budi daya tanaman di lahan kering.

Amran juga mengungkapkan pihaknya telah memetakan kondisi iklim pertanian di Indonesia dan mulai melakukan uji coba penanaman gandum di sejumlah wilayah seperti Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Kementerian Pertanian akan memilih lahan yang paling cocok untuk budi daya gandum dan jika hasilnya positif, program itu akan langsung ditindaklanjuti menjadi salah satu upaya mengurangi ketergantungan impor.

Budi daya gandum menjadi prioritas karena Indonesia selama ini masih mengimpor komoditas tersebut, berbeda dengan padi, dan jagung yang sebagian besar sudah diproduksi sendiri.

"Jadi gini. Ini kan daerah-daerah kering mereka ahli. Jadi bukan gandum saja. Mereka ahli dalam mengelola air yang sangat minim. Bayangkan, airnya kecil banget tapi bisa dikelola dengan model drip irrigation. Kalau untuk pertumbuhan dan tanamannya subur-subur," ucap Mentan.

Amran menekankan, kerja sama itu penting tidak hanya untuk memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan teknologi yang mampu beradaptasi terhadap tantangan iklim dan keterbatasan sumber daya.

"Jadi yang kita akan pelajari adalah dia menggunakan air seminimal mungkin. Itu kata kuncinya. Bukan Karena dia produksi sayur, dia ekspor sayur-sayur ke negara-negara tetangga," kata Mentan.

Baca juga: Mentan: Yordania siap impor CPO Indonesia secara maksimal

Baca juga: Mentan Amran puji kinerja distribusi pupuk nasional

Baca juga: Mentan tekankan peran Bulog dan Pupuk Indonesia untuk swasembada

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |