Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyebutkan pembangunan fisik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) ditargetkan rampung pada Maret hingga April 2026, sebagai wujud percepatan penguatan ekonomi rakyat melalui jaringan koperasi modern terintegrasi.
"Sesuai dengan keinginan Bapak Presiden Prabowo, Maret-April itu bisa selesai pembangunan fisiknya (Kopdes Merah Putih)," kata Menkop dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan penyediaan gerai dan sarana pendukung kini telah mencapai 30.500 titik tanah yang siap dibangun, setelah melalui proses inventarisasi intensif setiap hari di seluruh daerah.
Upaya inventarisasi lahan dilakukan secara masif dengan target seribu titik per hari, sehingga kebutuhan lokasi pembangunan Kopdes Merah Putih dapat terpenuhi sesuai rencana dan arahan pemerintah pusat.
Untuk memperkuat tata kelola, Kementerian Koperasi telah merekrut dan melatih 7.867 bisnis asisten yang akan menjadi pendamping utama dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi di tingkat desa serta kelurahan.
Setiap bisnis asisten dipersiapkan bertanggung jawab mendampingi 10 koperasi desa, mulai dari penyusunan rencana bisnis, administrasi kelembagaan, hingga memastikan operasional berjalan optimal melalui pemanfaatan sistem informasi manajemen.
Kehadiran para pendamping itu diharapkan menjadi jembatan antara kebijakan nasional dan kebutuhan nyata masyarakat desa, sehingga koperasi benar-benar berfungsi sebagai pusat penggerak ekonomi komunitas yang berkelanjutan.
Suasana Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Koperasi Ferry Juliantono bersama jajaran di Jakarta, Selasa (18/11/2025). ANTARA/HariantoSelain bisnis asisten, sebanyak 1.104 project management officer (PMO) ditempatkan di seluruh Indonesia untuk memastikan program berjalan transparan, terukur, dan sesuai standar pengelolaan yang ditetapkan pemerintah pusat.
Para PMO menjadi penghubung teknis dengan dinas daerah agar seluruh proses operasional Koperasi Desa Merah Putih berada dalam pengawasan terstruktur, sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Business Assistant (BA) dan PMO kini telah diturunkan ke desa-desa untuk mempercepat pemetaan lahan baru, memverifikasi kesiapan lokasi pembangunan, dan memastikan kelancaran koordinasi dengan PT Agrinas sebagai pelaksana konstruksi.
"Sudah hampir 100 persen mereka, BA dan PMO, sudah sebagian besar turun ke desa-desa dan kelurahan, yang dalam waktu dekat ini memang kami juga memberi mereka penugasan tentang percepatan titik-titik inventarisasi, titik-titik tanah yang akan segera dibangun oleh PT Agrinas," jelasnya.
Kementerian Koperasi juga melanjutkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan melatih 42 ribu pengurus koperasi dari 19 provinsi agar mampu mengelola koperasi secara profesional dan berkelanjutan.
"Kemudian pendamping juga sudah ada 11.545 orang dari 31 provinsi. Ini masih terus berlangsung. Pendekatan ini memang kita lakukan paralel bersamaan dengan proses pembangunan fisik yang dilakukan, supaya pada saat nanti harapannya pembangunan fisik selesai, kemudian pengawas, pengurus, pengelola sudah siap untuk mengelola," kata Menkop.
Sebelumnya, Menkop menyatakan kebutuhan anggaran untuk pembangunan fisik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diperkirakan mencapai Rp2,5 miliar per lokasi.
“Ya sekitar Rp2,5 miliar. Itu pembangunan fisiknya, kelengkapannya, sarana pendukung, termasuk kendaraan operasional. Itu sudah murah, lebih murah dari rata-rata,” kata Ferry di Jakarta, Kamis (6/11).
Ferry menyebut hingga Kamis (6/11) sebanyak 7.923 titik kopdes telah mulai dibangun infrastruktur fisiknya secara serentak.
Baca juga: Menkop: Perguruan tinggi berperan dalam modernisasi Kopdes Merah Putih
Baca juga: Menkop dukung SPBU nelayan dikelola koperasi
Baca juga: Menkop-Dirut Pertamina Patra Niaga "ground breaking" SPBUN di Lamtim
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































