Menjelajahi Kuil Surga Beijing, simbol kosmos kekaisaran

2 months ago 25
Kompleks kuil saat telah bertransformasi, tidak hanya sekadar menjadi obyek wisata, namun juga menjadi taman budaya bagi warga Beijing

Beijing (ANTARA) - Temple of Heaven (Tiantan) atau Kuil Surga adalah kompleks kuil yang megah, berdiri di tengah hiruk pikuk jantung kota Beijing, China.

Kompleks kuil ini bukan sekadar kumpulan bangunan tua, tapi merupakan mahakarya arsitektur sekaligus lambang kosmologi China kuno, tempat para kaisar menjalin komunikasi sakral dengan langit.

Kompleks kuil yang berusia lebih dari 600 tahun ini memiliki luas 2,73 kilometer persegi, bahkan lebih luas dari Kota Terlarang yang luasnya tidak mencapai 1 kilometer persegi. Kendati tidak memiliki banyak ruang seperti istana di Kota Terlarang, kompleks kuil ini memancarkan keagungan dan kedalaman filosofis yang memukau.

Di sekeliling kompleks kuil terdapat ribuan pohon cemara rindang berusia ratusan tahun, yang membuat suasana sekeliling kuil menjadi teduh dan sejuk.

Pembangunan Kuil Surga dimulai pada tahun 1406 atas perintah Kaisar Yongle dari Dinasti Ming, yang juga memprakarsai pembangunan Kota Terlarang. Awalnya bernama Kuil Langit dan Bumi, kompleks ini difungsikan sebagai tempat ritual penghormatan kepada kedua entitas kosmik yaitu Dewa Langit dan Dewa Bumi.

Seven stars stone yang ada kompleks Kuil Surg, foto diambil pada Rabu (9/7) di Beijing, China. Batu ini diletakkan pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing dan diduga merupakan pecahan batu meteor. Batu ini menjadi simbol tujuh puncak Gunung Taishan. (ANTARA/Maria Rosari)

Pada era Kaisar Jiajing (1522-1566), terjadi pemisahan ritus penyembahan. Kompleks kuil ini kemudian hanya digunakan untuk menyembah Dewa Langit sehingga namanya berubah menjadi Kuil Langit. Sementara itu Kuil Bumi (Ditan) dibangun di utara Kota Beijing.

Pada awal abad ke-18, Kaisar Qianlong (Dinasti Qing) memerintahkan renovasi besar-besaran atas Kuil Langit dengan memperluas altar dan menyempurnakan detail simbolis pada seluruh bangunan.

Kendati dibangun dengan sangat indah, tidak semua orang bisa menikmati keindahan kompleks kuil, karena hanya kaisar dan para menterinya yang diijinkan memasuki kompleks kuil ini.

Kaisar dianggap sebagai sosok pilihan Dewa Langit, sehingga dapat dengan bebas memasuki kompleks kuil dan setiap bangunan di dalamnya.

Namun, setelah kekaisaran runtuh pada tahun 1918, kuil ini akhirnya dibuka untuk publik sebagai taman dan namanya berubah menjadi Kuil Surga.

Para pelancong memasuki salah satu gerbang Kuil Surga di Beijing, Cina pada Rabu (9/7). (ANTARA/Maria Rosari) (ANTARA/Maria Rosari)

Salah satu gerbang kecil di Kuil Surga di Beijing, China. Foto diambil pada Rabu (9/7). Setiap gerbang selalu dilengkapi dengan tiga pintu masuk. Bagian tengah memiliki pintu paling besar karena menandakan jalan masuk Dewa Langit. Sementara pintu sebelah kanan memiliki ukuran paling kecil karena menandakan jalan masuk bagi para menteri. Pintu paling kiri berukuran sedang, menandakan jalan masuk bagi kaisar. (ANTARA/Maria Rosari) (ANTARA/Maria Rosari)

Baca juga: Xinjiang resmikan 6 jalan raya wisata baru untuk majukan pariwisata

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |