Menhut ajak petani hutan kelola hutan melalui skema perhutanan sosial

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengajak para petani hutan untuk mengelola dan menjaga hutan melalui skema perhutanan sosial.

Dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Senin, tiga skema perhutanan sosial ini meliputi hutan kemasyarakatan, hutan desa dan kemitraan konservasi.

Kementerian Kehutanan sendiri mengakomodir masyarakat di berbagai peruntukan kawasan hutan melalui skema perhutanan sosial ini, seperti yang sudah diaplikasikan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Menhut menyebut adanya tiga skema dalam satu area ini menunjukkan betapa bermakna dan dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk kelestarian hutan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk terus melibatkan masyarakat.

“Jadi, ini menunjukkan lokasi ini ada partisipasi yang 'meaningful', yang bermakna, yang penuh, yang melibatkan masyarakat dari beberapa skema yang tersedia di Kementerian Kehutanan. Sehingga tujuan dari Pak Presiden Prabowo Subianto, beliau mengamanatkan untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam program-program,” ujar Menhut Raja Antoni.

Baca juga: Menhut: Ada potensi 7 juta ha lahan untuk dijadikan perhutanan sosial

Dengan demikian, lanjutnya, paradigma atau cara berfikir harus diubah dari yang sebelumnya antara masyarakat dan hutan berjarak maka kini, sekarang masyarakat diizinkan untuk masuk ke kawasan hutan dengan skema-skema seperti perhutanan sosial, konservasi dan rehabilitasi hutan.

Adapun hal itu Menhut sampaikan saat mengunjungi Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Bantarkaret, Bogor, Minggu (16/3).

Terdapat enam kelompok perhutanan sosial yang hadir, di antaranya KTH Pabangbon Sejahtera, LPHB Bantarkaret, LPHD Malasari, KTH Ciguha River, KTH Cikaniki Sejahtera dan KTH Malasari Lestari.

Selain itu, Menhut dalam kesempatan yang sama juga melalukan pelepasliaran 265 ekor burung di TNGHS.

“Tadi ada 265 ekor burung yang kita lepaskan ada empat jenis,” kata Menhut Raja Antoni.

Baca juga: Berau jadi percontohan pengelolaan perhutanan sosial Kaltim

Sebanyak 265 ekor burung tersebut terdiri dari 150 jalak kerbau, 50 tekukur, 50 kutilang dan 15 trucukan.

Saat pelepasan, Menhut mengajak anak-anak di lingkungan warga sekitar turut serta melepasliarkan burung-burung tersebut.

Ia pun mengingatkan anak-anak tersebut agar tidak menangkap maupun membunuh burung-burung terutama yang berada di lingkungan sekitar.

“Ada beberapa anak saya ajak bareng-bareng, karena masa depan hutan, masa depan keanekaragaman hayati sangat bergantung pada mereka,” ujar Raja Antoni.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |